TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi 'Tiket' Masuk Tempat Wisata, Pemda DIY Terus Uji Coba Jogja Pass

Aplikasi ini jadi syarat masuk ke destinasi wisata di Jogja

Panduan Jogja Pass bagi pengelola wisata di Kaliurang, Sleman, Sabtu (4/7/2020). IDN Times/Tunggul Damarjati

Sleman, IDN Times - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus mengujicobakan aplikasi Cared+ Jogja, atau kini bernama Jogja Pass yang dipakai sebagai syarat masuk ke lokasi wisata pada saat era normal baru nanti.

Aplikasi rancangan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY yang memuat ID digital wisatawan ini diklaim mampu bekerja dengan baik. Pembacaan data dari pengunjung oleh pengelola wisata, dianggap tak memakan waktu terlalu lama. Apalagi, dengan koneksi internet memadai.

"Cukup baik, lancar. Koneksi internetnya cukup baik, pembacaannya cepat," kata Kepala Diskominfo DIY, Rony Primanto Hari di kawasan wisata Kaliurang, Sleman, Sabtu (4/7/2020).

Baca Juga: Piknik ke Jogja, Wisatawan Wajib Unduh Aplikasi Cared+Jogja

1. Diupayakan tetap bisa berfungsi meski offline

Tangkapan layar aplikasi Jogja Pass. IDN Times/Tunggul Damarjati

Kepala Diskominfo DIY, Rony Primanto menuturkan, pihaknya bagaimana pun mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi di lapangan.

Ia mengatakan, aplikasi ini tetap harus digunakan untuk mendata atau memonitor pengunjung, meski susah sinyal atau bahkan tak ada jaringan internet sekalipun.

"Di beberapa obyek wisata mungkin koneksi internetnya jelek. Kita coba offline bisa atau enggak," kata Rony.

Data pengunjung, menurutnya tetap akan dikirimkan ketika pengelola wisata telah berada di dalam jangkauan jaringan internet.

"Kita kembangkan versi offline-nya supaya tetap bisa membaca, kalau sudah ada koneksi dikirimkan datanya," tuturnya.

2. Perluas jaringan

Tangkapan layar Jogja Pass. Play.google.com

Untuk kawasan wisata yang sama sekali tak terjamah akses internet atau lokasi dengan blank spot, ada kemungkinan bagi Pemda DIY untuk menindaklanjuti dengan perluasan jaringan. Akan tetapi, sementara ini jumlah dan titik-titiknya masih didata.

"Data blank spot banyak, cuma di obyek-obyek wisata mana yang sedang kita data. Kalau blank spot-nya itu karena memang tidak ada internet provider yang lain, kita yang akan penuhi. Tapi, kalau itu misalnya sudah ada ya biar mereka (provider) saja," urai Rony.

3. Tambah WiFi gratis

Panduan Jogja Pass bagi pengelola wisata di Kaliurang, Sleman, Sabtu (4/7/2020). IDN Times/Tunggul Damarjati

Ditegaskan Rony, kecepatan menjadi kunci dalam setiap pembacaan data pengunjung yang dilakukan pengelola wisata. Oleh karenanya, demi menunjang proses ini Pemda DIY akan menempatkan WiFi gratis pada sejumlah lokasi plesiran.

"Kalau koneksi kurang cepat kita bisa menambah kecepatannya, kita tambah dengan WiFi gratis yang dikembangkan Kominfo," sebutnya.

Pasalnya, jika proses pembacaan data terlampau lama maka bisa menimbulkan antrean atau dengan kata lain kerumunan. Sehingga, memunculkan potensi terjadinya transmisi virus ketika memang ada wisatawan yang tanpa diketahui telah positif COVID-19 sebelumnya.

Sementara, aplikasi Jogja Pass sendiri dibuat untuk skrining mandiri, mendata sekaligus memonitor pengunjung di tempat-tempat wisata. Aplikasi ini dibuat demi memudahkan contact tracing apabila terjadi suatu kasus penularan COVID-19 di tempat wisata. 

"Kekurangannya, kita belum tahu mereka mengisi data (skrining mandiri) dengan benar atau tidak. Tapi, paling tidak itu yang paling penting sebenarnya," imbuh Rony.

Baca Juga: Simulasi New Normal di Tlogo Putri, Bupati Sleman: COVID-19 Masih Ada

Berita Terkini Lainnya