Sejak 20 Oktober, Hanya Sisi Barat Laut Merapi yang Alami Deformasi
Laju deformasi hingga 12 sentimeter per hari
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi, menjadi pertimbangan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) untuk menetapkan status Gunung Merapi menjadi Siaga pada 5 November 2020.
Agus Budi Santoso, Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG mengungkapkan, seismisitas saat siaga ini melampaui menjelang munculnya kubah lava 2006, namun lebih rendah daripada kondisi menjelang erupsi 2010.
Baca Juga: Enam Barak di Cangkringan Siap Diaktifkan Jika Status Merapi Naik
1. Sejak 10 November guguran semakin intensif
Sejak ditingkatkannya statusnya menjadi siaga, data seismik Gunung Merapi masih relatif stabil. Hanya saja, ada beberapa peningkatan nilai sesuai dengan status siaga.
Agus memaparkan, aktivitas yang dirasa menonjol sejak 10 November 2020 yaitu adanya guguran-guguran yang semakin intensif. Di mana kawasan puncak, tebing-tebing kawah sudah mulai tidak stabil.
"Kemudian, untuk konsentrasi dari magma saat ini, berada pada kedalaman dari 1,5 kilometer dari puncak," ungkapnya dalam webinar Antisipasi Erupsi Merapi di Masa Pandemi yang diadakan oleh Kelompok Studi Kawasan Merapi (KSKM) dan Dongeng Merapi pada Sabtu (21/11/2020).
Baca Juga: Sapi di Merapi Dievakuasi, Produksi Susu Perah Sempat Alami Penurunan