Enam Barak di Cangkringan Siap Diaktifkan Jika Status Merapi Naik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Sebagai antisipasi kenaikan status Gunung Merapi dari Siaga menjadi Awas, Kapanewon Cangkringan di Kabupaten Sleman telah menyiapkan barak pengungsian yang tersebar di beberapa kalurahan.
Panewu Cangkringan, Suparmono mengungkapkan, setidaknya ada enam barak selain di Glagaharjo, dengan sejumlah lokasi penyangga yang telah siap digunakan. Menurutnya, barak-barak tersebut akan mulai digunakan ketika ada rekomendasi baru dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) berkaitan dengan aktivitas Gunung Merapi.
Baca Juga: Dinkes Sleman Pastikan Barak Pengungsian Masih di Zona Hijau COVID-19
1. Satu barak mampu menampung ratusan pengungsi
Suparmono mengatakan, keenam barak tersebut yakni Barak Gayam, Argomulyo dengan dua lokasi penyangga (SD Bronggang dan SMP Sunan Kalijaga), Barak Randusari Argomulyo, Barak Kiyaran Wukirsari, Barak Brayut Tanjung Wukirsari, Barak Plosokerep Umbulharjo, serta Barak Desa Kepuharjo dengan satu lokasi penyangga (Gedung SMK).
Barak Gayam, Argomulyo, mampu menampung sejumlah 360 orang. Barak Desa Kepuharjo mampu menampung 150 orang. Sedangkan keempat barak yang lain, kapasitasnya hampir sama dengan Barak Gayam Argomulyo.
"Selain barak yg ada di Cangkringan, akan disiapkan juga barak di Ngemplak," ungkapnya pada Sabtu (21/11/2020).
2. Sudah didesain dengan bilik-bilik
Suparmono mengungkapkan, untuk sementara ini, barak yang diaktifkan masih di Glagaharjo saja. Namun, ketika nanti ada kenaikan status dan ada pembaharuan rekomendasi dari BPPTKG, maka barak lain juga akan diaktifkan. Dia menjelaskan, secara umum barak-barak tersebut sudah siap digunakan.
"Betul, sangat tergantung aktivitas Merapi. Kalau status Merapi naik dan warga harus mengungsi maka barak akan kita aktifkan," terangnya.
3. Ada 516 jiwa di Dusun Kalitengah Lor
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, sesuai dengan rekomendasi BPPTKG di kondisi siaga saat ini, ketika berbicara wilayah hanya satu kalurahan yang terancam di Kabupaten Sleman, yakni di Glagaharjo. Di kalurahan ini pun hanya ada satu dusun yang saat ini ditempati warga, yakni di Dusun Kalitengah Lor.
"Dusun yang lain dalam jarak 5 km itu sekarang sudah tidak ada warga yang menempati. Tetapi di Kalitengah Lor itu sekarang ada 516 orang dan sudah dievakuasi kelompok rentan ke pengungsian," paparnya.
Biwara juga menjelaskan, nantinya ketika ada eskalasi erupsi Merapi dengan skenario 4 atau 5, daerah yang diperkirakan berada di kawasan bahaya ada di tiga Kapanewon, yakni Kapanewon Turi, Pakem serta Cangkringan. Diperkirakan ada sekitar 16.462 warga terdampak dari tiga kapanewon tersebut
Baca Juga: Merapi Berstatus Siaga, Sleman Telah Kucurkan Dana Rp6,6 Miliar