TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pelepasan Nyamuk Ber-Wolbachia Sukses Kurangi Kasus Demam Berdarah

Dusun Kronggahan, Trihanggo, Sleman jadi lokasi uji coba

Pixabay/FotoshopTofs

Sleman, IDN Times - Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia secara terbatas oleh World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta telah menunjukkan hasil yang positif.

Warsito Tantowijoyo, Ph.D, Entomology Team Leader WMP Yogyakarta, mengatakan jika pihaknya telah melakukan pelepasan skala terbatas nyamuk ber-Wolbachia di 4 dusun Kabupaten Sleman dan Bantul pada 2014 lalu.

Menurut Warsito, hasil pelepasan menunjukkan bahwa nyamuk ber-Wolbachia mampu bertahan hidup di lingkungan alami dan berhasil berkembang biak. Saat ini, diperkirakan nyamuk ber-Wolbachia sudah mencapai 100 generasi yang berhasil berkembang biak.

"Hampir 100 persen keturunannya mengandung Wolbachia,” ungkapnya dalam webinar hasil pelepasan di skala terbatas dan analisis risiko pada Rabu (19/8/2020) lalu.

Baca Juga: Antisipasi Wabah DBD, Peneliti UGM Bikin Alat Deteksi Virus Dengue 

1. Ada penurunan kasus yang berarti sejak pelepasan nyamuk ber-Wolbachia

ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Epidemiologis WMP Yogyakarta, dr. Citra Indriani mengungkapkan, setelah dilakukan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia skala terbatas pada 2014 lalu, WMP Yogyakarta kemudian melakukan surveilans aktif dan pasif dengan mengirim petugas pemantau kasus DBD di semua daerah yang disebari nyamuk ber-Wolbachia.

“Data dari surveilans aktif dan pasif menunjukkan bahwa ada penurunan kasus yang berarti dari tahun 2014 ke tahun 2017,” katanya.

2. Dampak negatif sangat kecil

Ilustrasi Lorong Rumah Sakit (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Prof Dr. Ir. Damayanti Buchori. M.Sc, Entomolog Institut Pertanian Bogor mengungkapkan, dari aspek analisis risiko penelitian yang dilakukan WMP Yogyakarta selama 30 tahun ke depan memiliki dampak negatif yang sangat kecil atau bisa diabaikan. Dari hasil analisis dampak risiko yang dilakukan, ditemukan bahwa 98 persen pelepasan nyamuk ber-Wolbachia tidak menimbulkan risiko.

Dia menjelaskan, risiko yang dimaksud di sini yakni dilihat dari beberapa aspek, seperti ekologi, ekonomi, sosio kultural, kesehatan, serta mosquito management efficacy.

“Kami melihat risiko ini dari dua komponen, yaitu peluang yang akan terjadi, dikali dengan konsekuensi. Kami mengidentifikasi dari berbagai kemungkinan,” terangnya.

Baca Juga: Begini Cara Kenali dan Cegah Gangguan Psikosomatik Menurut Dokter UGM

Berita Terkini Lainnya