TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasien DBD Sleman Berkurang, Wolbachia Mampu Turunkan Kasus           

Ngaglik dominasi kasus demam berdarah di Sleman

Ilustrasi Lorong Rumah Sakit. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Sleman, IDN Times - Selama tahun 2021, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sleman mengalami penurunan secara drastis. Di tahun 2020 terdapat 810 kasus DBD, sedangkan akhir 2021, terdapat 279 kasus yang tercatat di data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.

1. Jumlah kasus meninggal dunia tahun 2021 menurun

pexels.com/ Pixabay

Penurunan kasus berdampak pada jumlah pasien yang meninggal dunia. Di tahun 2020 terdapat dua pasien, dan satu pasien meninggal tahun 2021.  

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati menjelaskan, mayoritas pasien DBD di Sleman telah sembuh.

"Angka DBD relatif turun. Kasus tahun 2021 satu yang meninggal," ungkapnya pada Rabu (19/1/2022).

Baca Juga: Tekan Kasus DBD, Sleman Sebar 22 Ribu Ember Nyamuk Wolbachia

2. Kasus terbanyak di Sleman berada di Ngaglik

unsplash.com

Berdasarkan urutan jumlah wilayah dengan kasus DBD tertinggi di Sleman adalah Kapanewon Ngaglik, Gamping, Depok, Mlati dan Prambanan. Menurut Yuli, kasus terbanyak biasanya berada di wilayah yang angka bebas jentik (ABJ) tergolong rendah.

"Kalau DBD biasanya (kasus terbanyak di wilayah) ABJ-nya rendah. Target ABJ kita adalah 95 persen, tapi kalau ABJ sudah 95 persen kok ada kasus mungkin itu hasil dari luar, bukan dari wilayah itu," terangnya.

Berita Terkini Lainnya