Pakar Statistika UGM: COVID-19 Paling Cepat Berakhir November 2020
Angka penularan di Indonesia harus diwaspadai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dedi Rosadi menyampaikan, angka penularan atau reproduksi efektif (Rt) COVID-19 di Indonesia saat ini masih perlu diwaspadai.
Dia menjelaskan, dari pantauan yang dilakukan, Rt di Indonesia masih di atas 1 yakni bernilai 1.08 pada tanggal 17 Juli 2020. Hal ini menunjukkan masih terjadi penularan lokal di beberapa wilayah.
"Angka ini menunjukkan secara nasional masih harus diwaspadai adanya penularan lokal di beberapa wilayah provinsi atau kabupaten yang menjadi episenter penyebaran COVID-19," ungkapnya pada Senin (20/7/2020).
Berdasarkan data yang ada, ia memprediksi bahwa pandemik COVID-19 paling cepat berakhir pada November 2020, namun masih bisa terus berlangsung hingga Februari 2021.
Baca Juga: Duh, Jumlah Pasien COVID di DIY Melonjak Sebanyak 16 Kasus
1. Akhir pandemik diprediksi terjadi awal November 2020
Berdasarkan tracking data terakhir dan menggunakan berbagai pendekatan pemodelan data-driven (berbasis pergerakan data) yang dilakukan bersama rekannya alumni FMIPA UGM, Drs. Joko Kristadi dan Dr. Fidelis Diponegoro, Dedi menyatakan jika terdapat kenaikan nilai proyeksi kasus positif di akhir pandemik yang cukup signifikan dibanding estimasi yang disampaikan sebelumnya pada Juni 2020 yang lalu.
Berdasarkan perhitungan menggunakan model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu, Dedi mengatakan jika akhir pandemik diperkirakan akan terjadi di awal November 2020
"Prediksi paling optimis diperoleh dengan menggunakan model hybrid kompartemen SIR-Regresi-runtun-waktu diperkirakan pandemik akan berakhir di awal November 2020 dengan total kasus positif di sekitar 112 ribu penderita," terangnya.
Baca Juga: Pemkot Jogja Larang Warga Takbir Keliling saat Iduladha