TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kolaborasi Bahasa Jawa dan Perancis, Muncul di Wilayah Kaledonia Baru 

Ribuan orang Jawa dan keturunannya berada di wilayah ini 

Antara Foto

Sleman, IDN Times- Adanya migrasi orang Jawa ke luar negeri memunculkan daerah kantong bahasa Jawa. Salah satunya adalah wilayah Kaledonia Baru. Sekitar 7000an orang Jawa dan keturunan Jawa tinggal di wilayah ini. 

Dosen Sastra Perancis FIB UGM, Subiyantoro mengungkapkan, dengan adanya pertemuan antaretnis dan antarbudaya orang Jawa dengan berbagai etnis di Kaledonia Baru, khsusunya etnis Perancis membuahkan bentuk bahasa Jawa baru yang disebut dengan hibriditas yaitu hubungan dua budaya dengan membawa identitas yang berbeda. 

"Di wilayah tersebut, bahasa Jawa memiliki ciri khas yang membuat varian ini berbeda dengan varian bahasa Jawa yang lain," katanya di UGM, Selasa (14/1). 

Baca Juga: Tourteau Fromagé, Menikmati Sensasi Kue Gosong Khas Prancis 

1. Fenomena hibriditas

Humas UGM

Subiyantoro mengungkapkan, bahasa Jawa Kaledonia Baru telah menunjukkan adanya fenomena hibriditas, yakni bahasa Jawa yang di dalamnya terdapat satuan lingual bahasa Perancis.

"Pergeseran fonem akibat pengaruh bahasa Perancis, pemakaian kosa kata bahasa Perancis yang telah melebur menjadi bagian integral dari leksikon bahasa Jawa Kaledonia Baru, turut mengikis kompetensi penuturnya," jelasnya.

2. Memunculkan fenomena homogenisasi

Pedestrian Jalan Jenderal Sudirman dilengkapi dengan tiang bertuliskan Jogja dalam Aksara Jawa, Senin (9/12/2019). IDNTimes/Holy Kartika

Lebih lanjut Subiyantoro menjelaskan, selama adanya varian bahasa Jawa di Kaledonia Baru, terdapat beberapa fenomena kultural dan kebahasaan yang menarik. Salah satunya adalah terjadi fenomena homogenisasi dialek yang diakibatkan oleh hegemonisasi bahasa Jawa dialek Yogyakarta-Surakarta.

Berikutnya, proses Jawanisasi yaitu proses menjadi Jawa secara kultural dan linguistis dari yang sebelumnya non-Jawa.

“Selain itu terdapat fenomena Perancisisasi yakni penanaman nilai-nilai Perancis lewat imposisi bahasa Perancis. Perancisisasi berkontribusi dalam pereduksian fungsi linguistis bahasa Jawa. Proses ini ditunjang adanya hibriditas rasial," jelasnya

3. Banyak disampaikan oleh penutur yang berusia 30-45 tahun

Antara Foto

Subiayantoro menjelaskan, hibriditas bahasa Jawa turut menimbulkan hirarki dan perubahan. Hirarki yang ditimbulkan meliputi usia penutur, lokasi tempat tinggal, dan jenis kelamin penutur.

“Hibriditas bahasa Jawa banyak dituturkan penutur berusia 30-54 tahun, wanita, serta penutur dari provinsi Selatan,” ungkapnya.

Hibriditas bahasa disebutkan Subiyantoro merupakan bentuk negosisasi di tengah Prancisisasi kultural. Meskipun dengan kapabilitas yang makin berkurang, penutur bahasa Jawa berusaha untuk tetap mempertahankan bahasanya

Baca Juga: 10 Kata Bahasa Jawa Ini Terdaftar di KBBI, Ada 'Ambyar' Juga Lho!

Berita Terkini Lainnya