TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Penjelasan BMKG Soal Cuaca Panas di DIY Beberapa Hari Terakhir

Suhu maksimum 32°C

Dok: BMKG Stasiun Klimatologi Mlati

Sleman, IDN Times - Meski sudah memasuki musim penghujan, beberapa hari terakhir cuaca di DI Yogyakarta cerah dan panas layaknya musim kemarau.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mlati Reni Karningtyas menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan cuaca di DIY terasa cerah dan panas, di antaranya karena tidak adanya awan di hampir seluruh wilayah Jawa.

Baca Juga: Ramalan Cuaca BMKG Sering Meleset, Diledek Kalah dengan Pawang Hujan

1. Suhu maksimum 32°C

Dok: BMKG Stasiun Klimatologi Mlati

Reni mengungkapkan, dari pantauan Citra Satelit Himawari pada tanggal 17-18 Januari 2020, memperlihatkan tidak adanya awan di hampir seluruh Jawa. Dari analisis angin di Jawa juga menunjukkan pola menyebar (divergen) yang mengakibatkan potensi pembentukan awan di Yogyakarta sangat kecil (cuaca cerah).

"Cuaca cerah, menyebabkan radiasi matahari yang diterima bumi lebih besar, sehingga suhu udara terasa lebih panas. Di DIY kelembaban minimum 53% dan suhu maksimum 32°C," ungkapnya pada Sabtu (18/1).

2. Anomali cuaca

IDN Times/Irma Yudistirani

Menurut Reni, fenomena yang tejadi saat ini termasuk anomali cuaca, mengingat seharusnya bulan Januari masih masuk dalam musim penghujan. Kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga 21 Januari 2020 mendatang.

"Ini hanya anomali cuaca atau gangguan cuaca. Nanti akan normal kembali dengan kondisi cuaca hujan seperti hari-hari sebelumnya," katanya.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Warga Waspadai Potensi Hujan Lebat 

Berita Terkini Lainnya