TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Epidemiolog UGM Yakin Vaksin Mampu Minimalkan Efek Samping COVID 

Vaksin mampu kuatkan kekebalan seseorang 

Pemberian vaksin pertama kepada Wakil Gubernur DIY di Bangsal Kepatihan, Kamis (14/1/2021). Sumber: Humas Pemda DIY

Sleman, IDN Times - Program pemberian vaksin COVID-19 yang telah dimulai Rabu (13/1/2021) diyakini Epidemiolog UGM, Bayu Satria memiliki risiko yang sangat rendah untuk terkena COVID-19 stadium lanjut atau parah. 

"Paling tidak mereka yang sudah divaksin risikonya sangat rendah untuk terkena COVID-19 yang parah,” ungkapnya pada Jumat (15/1/2021).

Menurut Bayu program vaksinasi diharapkan bisa mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity sehingga bisa menghentikan pandemik.

Baca Juga: Ini Perbedaan Vaksin Merah Putih vs Vaksin Sinovac

1. Perlu waktu hingga imun terbentuk

Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Bayu orang yang sudah menerima vaksin tidak bisa langsung kebal terhadap virus, lantaran masih memerlukan waktu hingga terbentuk imun. Apalagi suntik vaksin dilakukan selama dua kali.

“Setelah mendapat suntikan perlu tetap protokol kesehatan karena vaksin baru memberikan perlindungan paling bagus sekitar 1- 2 minggu pasca suntikan kedua. Yang pasti kita tetap jaga diri setelah suntik karena masih tetap bisa terkena jika imun belum terbentuk,” katanya.

2. Protokol kesehatan tetap perlu dilakukan

Seorang anak lelaki Muslim memakai masker pelindung meninggalkan Mesjid Agung setelah salat Idul Adha saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di kota tua Delhi, India, Sabtu (1/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Saat ini program vaksinasi memang masih menyasar tenaga kesehatan, bagi warga masyarakat yang belum bisa mendapatkan vaksinasi tetap diimbau menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

"Hal ini agar terhindar dari penularan COVID-19 jadi protokol kesehatan tetap perlu," jelasnya.

Baca Juga: Disuntik Vaksin COVID-19, Ariel Noah Tidak Merasakan Efek Samping

Berita Terkini Lainnya