Epidemiolog UGM Yakin Vaksin Mampu Minimalkan Efek Samping COVID 

Vaksin mampu kuatkan kekebalan seseorang 

Sleman, IDN Times - Program pemberian vaksin COVID-19 yang telah dimulai Rabu (13/1/2021) diyakini Epidemiolog UGM, Bayu Satria memiliki risiko yang sangat rendah untuk terkena COVID-19 stadium lanjut atau parah. 

"Paling tidak mereka yang sudah divaksin risikonya sangat rendah untuk terkena COVID-19 yang parah,” ungkapnya pada Jumat (15/1/2021).

Menurut Bayu program vaksinasi diharapkan bisa mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity sehingga bisa menghentikan pandemik.

1. Perlu waktu hingga imun terbentuk

Epidemiolog UGM Yakin Vaksin Mampu Minimalkan Efek Samping COVID Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Bayu orang yang sudah menerima vaksin tidak bisa langsung kebal terhadap virus, lantaran masih memerlukan waktu hingga terbentuk imun. Apalagi suntik vaksin dilakukan selama dua kali.

“Setelah mendapat suntikan perlu tetap protokol kesehatan karena vaksin baru memberikan perlindungan paling bagus sekitar 1- 2 minggu pasca suntikan kedua. Yang pasti kita tetap jaga diri setelah suntik karena masih tetap bisa terkena jika imun belum terbentuk,” katanya.

Baca Juga: Ini Perbedaan Vaksin Merah Putih vs Vaksin Sinovac

2. Protokol kesehatan tetap perlu dilakukan

Epidemiolog UGM Yakin Vaksin Mampu Minimalkan Efek Samping COVID Seorang anak lelaki Muslim memakai masker pelindung meninggalkan Mesjid Agung setelah salat Idul Adha saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di kota tua Delhi, India, Sabtu (1/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi)

Saat ini program vaksinasi memang masih menyasar tenaga kesehatan, bagi warga masyarakat yang belum bisa mendapatkan vaksinasi tetap diimbau menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

"Hal ini agar terhindar dari penularan COVID-19 jadi protokol kesehatan tetap perlu," jelasnya.

3. Vaksin Sinovac dinilai paling bagus keamanannya

Epidemiolog UGM Yakin Vaksin Mampu Minimalkan Efek Samping COVID ilustrasi vaksin Sinovac

Menanggapi kritikan dari warganet yang mempertanyakan
tingkat kemampuan Sinovac yang dianggap masih rendah dibanding jenis vaksin lainnya, Bayu menilai jika Sinovac ini termasuk jenis vaksin yang paling bagus tingkat keamanannya. 

“Masih cukup bagus karena masih memberikan perlindungan dua kali lipat dan ditunjang juga hasil efikasi sementara di Indonesia sekitar 65 persen. Pemilihan vaksin yang paling utama adalah keamanannya baru efikasi. Sinovac ini termasuk paling bagus keamanannya,” paparnya.

Baca Juga: Disuntik Vaksin COVID-19, Ariel Noah Tidak Merasakan Efek Samping

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya