Antisipasi Wabah DBD, Peneliti UGM Bikin Alat Deteksi Virus Dengue
Diharapkan mampu mengendalikan penyebaran virus dengue
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Selain dihadapkan pada pandemi COVID-19, Indonesia saat ini juga harus bersiap menghadapi wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD). Tidak hanya sekedar penyakit biasa, DBD juga merupakan ancaman serius yang dapat mengakibatkan kematian. Merujuk pada data Kementerian Kesehatan, sejak 1 Januari sampai 4 April 2020 diketahui telah ada 39.876 kasus DBD dan 254 kematian.
Prihatin akan hal tersebut, peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Asmarani Kusumawati membuat alat deteksi keberadaan virus dengue, khususnya stereotipe DENV-3 dan DENV-4.
Menurut Asmarani, pada umumnya virus dengue penyebab demam berdarah menyebar cukup pesat saat musim penghujan.
"DBD masih menjadi ancaman serius yang terus mengintai masyarakat Indonesia. Setiap tahunnya selalu muncul kasus penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini," ungkapnya pada Minggu (19/4).
Baca Juga: Tak Perlu Disentuh, Mahasiswa Teknik UNY Buat Wastafel Injak Portabel
1. Dikembangkan sejak tahun 2015
Asmarani menjelaskan alat deteksi keberadaan virus dengue, khususnya stereotipe DENV-3 dan DENV-4 mulai dikembangkan sejak tahun 2015 hingga 2017. Alat ini sendiri terdiri dari sepasang primer yakni primer forward dan primer reverse.
"Primer ini terdiri dari basa nitrogen, guanin, sitosin, timin, serta adenin. Alat ini sudah dipatenkan," kata dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) ini.
Baca Juga: 9 Video Kocak Tenaga Medis Hilangkan Stres Kala Bertugas, Kreatif!