TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

2 Alasan ini Picu Terjadinya Politik Uang dalam Pemilihan Lurah 

Politik uang lebih beresiko terjadi di pemilihan lurah  

Ilustrasi THR (stockvault.net)

Sleman, IDN Times - Praktik politik uang dalam Pemilihan Lurah (Pilur) diprediksi lebih beresiko terjadi dibanding pilkada. Menurut Pengamat Pembagunan Sosial dan Kesejahteraan, Fisipol Universitas Gadjah Mada, Hempri Suyatna, saat pelaksanaan pilur harus diantisipasi adanya fenomena botoh.  

"Politik uang di Pilur ini sepertinya sering terjadi di tiap event pilur, bahkan ada munculnya fenomena botoh yang memungkinkan terjadinya politik uang," ungkapnya pada Rabu (16/12/2020).

Baca Juga: Pilur Sleman di Depan Mata, Ini Dia Persiapan yang Dilakukan  

1. Ini yang memungkinkan terjadinya politik uang

Ilustrasi. Petugas KPPS meneteskan tinta ke jari pemilih menggunakan pipet pada simulasi pemilihan di halaman KPU Purbalingga tanggal 25 November 2020./Foto: Rudal Afgani Dirgantara

Menurut Hempri jumlah pemilih yang lebih sedikit memungkinkan terjadinya politik uang. Ditambah kondisi masyarakat yang sedang susah akibat pandemik COVID-19. 

"Jumlah pemilih kan lebih sedikit sehingga biaya politik tidak tinggi, kondisi masyarakat yang dalam kondisi susah karena pandemik ini juga membuka kemungkinan politik uang," katanya.

2. Politik uang bisa berbentuk banyak hal

Ilustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Politik uang menurut Hempri bisa berbentuk uang tunai, pemberian barang-barang seperti sembako, dan berbagai hal lain yang bisa mempengaruhi pilihan seseorang masuk ke dalam politik uang.

"Intinya pemberian sesuatu yang mempengaruhi pilihan orang kan masuk kategori poĺitik uang," terangnya.

Baca Juga: 4 Fakta di Balik Pembuatan Film Mulan, Sudah Nonton Belum? 

Berita Terkini Lainnya