Sultan Didesak Transparan Terkait Informasi Penanganan Corona
Menyerukan ajakan social distancing kepada publik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times – Jaringan Masyarakat Sipil Yogyakarta menilai Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X belum mau membuka semua informasi penting berkaitan penanganan virus corona atau COVID-19 hingga saat ini. Alasan yang sering disampaikan adalah untuk menghindari kepanikan publik.
“Padahal publik justru butuh informasi yang transparan untuk meningkatkan kewaspadaan,” kata aktivis Combine, Elanto Wijoyono dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (17/3). Sekaligus membangun kesadaran publik untuk melakukan pencegahan penyebaran virus.
Transparansi itu diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Bahwa badan publik, dalam hal ini pemerintah wajib membuka akses bagi setiap pemohon informasi publik untuk mendapatkan informasi publik.
Dan sejak pengumuman kasus positif pertama pada 15 Maret 2020, persoalan-persoalan akibat pengabaian transparansi informasi publik itu kian bertumpuk. Jaringan Masyarakat Sipil Yogyakarta yang terdiri dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Combine, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta, IDEA, IRE, Pusat Studi Hank Asasi Manusia (Pusham) UII, PKBI DIY, ICM, dan Radio Solidario menginventarisir kegagapan itu.
Baca Juga: KID DIY: Pemda Wajib Serta Merta Informasikan COVID-19
1. Pemerintah DIY lamban sampaikan update informasi
Hasil tes pasien balita berumur tiga tahun yang terkonfirmasi positif Corona sudah keluar pada 13 Maret 2020. Namun Sultan baru mengumumkan pada 15 Maret 2020. Kondisi itu menunjukkan Pemerintah DIY lamban menyampaikan informasi kepada publik. Sementara data Dinas Kesehatan DIY selalu diperbarui tiap pukul 16.00.
“Artinya ada pembohongan publik selama dua hari,” kata Elanto.
Dan informasi pasien positif Corona baru disampaikan setelah jurnalis menanyakan.
“Ada informasi yang ditutupi,” imbuh Ketua AJI Yogyakarta, Shinta Maharani.
Baca Juga: Khawatir Warga Panik, Sultan Belum Tetapkan KLB Corona di DIY