TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

MCCC DIY, Mendata Anak Yatim Piatu Akibat COVID-19 Lintas Agama

Ikut pula mencarikan keluarga asuh bagi mereka

Ilustrasi anak yatim piatu di Gresik karena orangtua meninggal terpapar COVID-19. (Dok. Istimewa)

Yogyakarta, IDN Times - Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PMW) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan pendataan anak-anak yang menjadi yatim, piatu, atau pun yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat terpapar COVID-19. Layanan baru ini dilakukan mengingat cukup banyak kasus tersebut di DIY.

“Dan ini lintas agama. Kalau urusan kesejahteraan sosial, tak memandang ormas dan agama,” kata Ketua Majelis Pelayanan Sosial PWM DIY, Ridwan Furqoni, saat dihubungi IDN Times, 1 Agustus 2021.

Pendataan ini dilakukan Majelis Pelayanan Sosial di bawah koordinasi lembaga ad hoc, Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) yang dibentuk sejak Maret 2020. Terkait penanganan pandemi, Majelis Pelayanan Sosial berada di bawah koordinasi MCCC.

Baca Juga: MCCC DIY, Tangani Pandemik Tidak Hit and Run

1. Pendataan atas usulan mahasiswa di Australia

Ilustrasi. (Dok. Istimewa)

Pendataan berawal dari teman Ridwan yang kuliah di Australia. Mahasiswa-mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Australia itu tengah menggalang donasi untuk membantu masyarakat Indonesia yang terdampak COVID-19.

“Saya ditanya, punya data gak anak-anak yang orang tuanya meninggal karena COVID? Wah, enggak, kenapa?” tutur Ridwan mengisahkan dialog dengan temannya itu.

Rupanya salah satu pos donasi akan disalurkan untuk anak-anak yatim piatu tersebut. Hasil rapat PWM DIY pun memutuskan untuk melakukan pendataan tersebut.

“Karena PWM juga butuh data untuk program pengasuhan berkelanjutan,” kata Ridwan, mengingat dirinya membawahi juga panti asuhan-panti asuhan yang dikelola Muhammadiyah.

Form pendataan melalui Google Form pun disebar melalui majelis cabang dan ranting Muhammadiyah di wilayah DIY. Ada 82 cabang yang tersebar di tiap kecamatan di DIY.

2. Ada 140 lebih anak yang menjadi yatim, piatu, yatim piatu akibat pandemi

Waode Rusdiana (53), dan cucu-cucunya yang mendadak jadi yatim piatu dalam sehari (Dok. Istimewa)

Sejak 24 Juli 2021 hingga 31 Juli 2021 telah masuk 154 data anak yang dilaporkan menjadi yatim, piatu atau yatim piatu akibat COVID-19. Form pendataan itu bisa diisi siapa saja, baik keluarga anak, tetangga, maupun relawan MCCC yang ada di setiap cabang. Proses verifikasi data pun dilakukan.

“Ternyata ada data yang dobel, ada juga yang dua orang tuanya masih hidup. Jadi tinggal 140-an data valid,” kata Ridwan.

Form pendataan tersebut berisi nama pengisi dan nomor kontaknya untuk proses konfirmasi. Kemudian nama, alamat, usia, sekolah, dan tingkat sekolah anak. Juga nama ayah dan ibu serta status dan pekerjaan mereka.

Berita Terkini Lainnya