TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Sesar Aktif Baru di DIY, BPBD Tunggu Hasil Kajian BMKG

Sesar aktif baru tersebut dinamakan Sesar Mataram

Ilustrasi gempa. (IDN Times/Arief Rahmat)

Yogyakarta, IDN Times - Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengungkapkan penemuan sesar aktif baru di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Temuan sesar aktif baru di DIY yang disebut sebagai Sesar Mataram ini telah ditindaklanjuti oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY yang berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta.

1. Temuan sesar aktif baru di berbagai wilayah di Indonesia

Ilustrasi gempa bumi (IDN Times/Sukma Shakti)

Dilansir laman resmi BRIN, Profesor Riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Danny Hilman Natawidjaja, memaparkan keberadaan sesar aktif baru bernama Sesar Mataram di wilayah Yogyakarta.

"Di wilayah Yogyakarta juga ada yang dikenal sebagai Sesar Opak yang menyebabkan gempa tahun 2006. Disini dipetakan Sesar aktif baru yaitu Sesar mataram. Studi yg dilakukan antara lain studi survey geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi di sini terlihat Sesar Mataram ini berasosiasi dengan opset stream tapi belum ada studi yang lebih detail," ungkap Danny saat memaparkan data Pemutakhiran Sesar Aktif yang telah dilakukan oleh BRIN di wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara dan Kalimantan pada November 2022 lalu.

Baca Juga: Ahli UPN: Pemetaan Bangunan Rentan Gempa Sangat Penting!

2. Tunggu hasil kajian BMKG

Ilustrasi Seismogram (IDN Times/Arief Rahmat)

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto, mengatakan telah berkoordinasi dengan Stasiun Geofisika Kelas I Sleman terkait keberadaan sesar aktif tersebut. Pihaknya masih menunggu hasil kajian dari BMKG.

"Kami secara resmi memang menunggu instansi yang kompeten dalam hal ini BMKG, kemudian dari segi peningkatan kapasitas masyarakat kami secara terus menerus menyampaikan bahwa di Yogyakarta ini banyak potensi ancaman bencana di antaranya gempa bumi, dan longsor," ujarnya pada Selasa (21/2/2023) dilansir ANTARA.

3. Susun peta risiko bencana baru

Ilustrasi Gempa (IDN Times/Aditya Pratama)

Lilik mengatakan, BPBD DIY akan memanfaatkan hasil kajian BMKG untuk menyusun peta risiko bencana gempa bumi yang baru apabila posisi Sesar Mataram sudah dapat dipastikan berada di wilayah Sleman.

"Akan kami buat di mana saja titik rawan bencana gempa bumi. Jadi nanti akan muncul peta risiko kalau memang ada ancaman di situ," terangnya.

Terlepas dari keberadaan sesar baru itu, lanjut Lilik, pihaknya tetap terus mengedukasi masyarakat agar dapat melakukan mitigasi bencana secara mandiri. Selain itu, pembentukan desa tangguh bencana (Destana), kalurahan/kelurahan tangguh bencana (Kaltana) dan satuan pendidikan aman bencana (SPAB) juga terus digencarkan di seluruh DIY.

Baca Juga: Ribuan Orang Ikuti Labuhan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X   

Berita Terkini Lainnya