UNY Bergerak Tuntut Besaran UKT Sesuai Kondisi Ekonomi
Tuntut ada penyesuaian setiap semester
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - UNY Bergerak menuntut pihak kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk menyesuaikan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan kondisi ekonomi mahasiswa. Selain itu, tidak mempersulit mahasiswa yang mengajukan keringanan karena terimpit kondisi ekonomi.
Berdasarkan survei yang pernah dilakukan UNY bergerak terhadap 1.045 mahasiswa UNY, terdapat 1.020 mahasiswa yang merasa keberatan akan besaran UKT mereka. Selain itu, 56 persen dari jumlah responden atau sebanding dengan 585 mahasiswa dari jalur masuk mandiri merasa keberatan dengan hasil golongan UKT yang mereka peroleh.
Baca Juga: Mahasiswa Jogja, Bekerja hingga Jual Barang demi Bayar UKT
1. Ratusan mahasiswa mempertimbangkan cuti
Dari data yang dihimpun, sebanyak 160 mahasiswa mempertimbangkan melakukan cuti pada semester depan karena alasan ekonomi. Meskipun data tersebut tidak sebanyak mahasiswa yang mempertimbangkan untuk tidak cuti, hal ini tidak boleh diabaikan begitu saja oleh kampus.
Bahkan, mahasiswa yang mempertimbangkan tidak cuti harus melakukan upaya-upaya tambahan untuk membayar UKT. Dari survei yang dihimpun, sebanyak 50,09 persen harus bekerja untuk membayar UKT, sebanyak 24,11 persen harus berutang, kemudian 12,82 persen lainnya harus menjual barang yang mereka miliki untuk tetap lanjut kuliah. Sementara, sisanya masih belum tahu upaya apa yang harus ditempuh untuk membayar UKT.
Baca Juga: Kisah Pilu Mahasiswa UNY Berjuang Kuliah hingga Tutup Usia