TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PHRI DIY: Okupansi Hotel Libur Idul Adha Lebih Rendah dari Tahun Lalu

Larangan study tour jadi salah satu penyebab

Ilustrasi Hotel di Kota Jogja dengan Connecting Room (pexels.com/id-id/@pixabay)

Intinya Sih...

  • Okupansi hotel di Yogyakarta selama libur Idul Adha turun dibanding tahun lalu, dipengaruhi oleh larangan study tour di beberapa daerah.
  • Okupansi hotel non bintang tercatat 40 persen, sementara hotel bintang mencapai 60 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya.
  • Larangan study tour di beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah menjadi salah satu faktor penurunan okupansi hotel. Namun, capaian okupansi di jantung kota Jogja cukup baik.

Yogyakarta, IDN Times - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (PHRI DIY) mencatat okupansi hotel di wilayahnya selama libur Idul Adha tahun ini lebih rendah dibanding tahun lalu. Kebijakan pelarangan study tour oleh sejumlah daerah menjadi salah satu penyebab.

"Tahun ini turun (okupansi hotel) dibanding Idul Adha tahun lalu," ungkap Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, Selasa (18/6/2024).

1. Okupansi lebih rendah dibanding tahun lalu

Deddy menyebutkan pada periode Sabtu (15/6/2024)–Selasa (18/6/2024) okupansi hotel non bintang tercatat 40 persen. Sementara itu untuk hotel bintang, okupansi tercatat 60 persen.

"Tahun lalu libur Idul Adha okupansi pada kisaran 50 sampai dengan 70 persen. Dibanding libur Waisak, Mei lalu juga kalah, kemarin rata-rata bisa 60–80 persen," kata Deddy.

2. Larangan study tour jadi salah satu penyebab

Diungkapkan Deddy ada beberapa kemungkinan penyebab turunnya okupansi tahun ini. Pertama, kemungkinan berbarengan di daerahnya ada penyembelihan dan ada juga yang sedang mencari sekolah. "Selain itu larangan study tour di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, juga belum dicabut," kata Deddy.

Deddy mengatakan pihaknya sudah mencoba berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait larangan study tour ini. "Sudah dengan Direktur Pemasaran Dalam Negri Kemenparekraf, waktu kita jumpa di table top guyub sesarengan seri 6 di Bali lalu. Menurut beliau pihak Kemenparekraf sudah bicara dengan Kemendikbud, Kementerian Dalam Negeri yang memohon untuk mencabut larangan tersebut," ungkap Deddy.

Baca Juga: Cerita Warga Saksikan Prosesi Hajad Dalem Garebeg Besar Keraton Jogja

Berita Terkini Lainnya