TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Rumah Makin Mahal, Ini Saran Pengembang Jogja untuk Millennial

Tiap tahunnya REI DIY baru bisa memasok 200 rumah subsidi 

Ilustrasi Kredit Cicilan Rumah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Yogyakarta, IDN Times - Tingginya harga rumah disertai rendahnya pendapatan, menjadi tantangan anak muda di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mendapatkan tempat tinggal. Pengembang perumahan yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) DIY menyebut anak muda perlu mengatur strategi agar bisa membeli rumah.

Ketua REI DIY, Ilham Muhammad Nur menyebut mahalnya harga tanah di DIY disebabkan jumlah yang terbatas, turut berkontribusi menyokong tingginya harga rumah. Ditambah saat ini harga material bangunan mengalami kenaikan. 

1. Strategi agar millennial bisa membeli rumah

Ilustrasi Kredit Cicilan Rumah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kebutuhan papan menjadi salah satu kebutuhan pokok setiap orang, selain sandang dan pangan. Namun, tidak mudah bagi sejumlah orang untuk bisa membeli rumah. “Banyak kebutuhan yang naik ya saat ini. Bunga bank juga naik ya,” ucap Ilham, Kamis (29/9/2022).

Ilham memberi saran agar millennial untuk bisa membeli rumah. Menurutnya mengelola keuangan yang baik menjadi hal yang sangat penting. “Bisa dimainkan dalam reksa dana, dimainkan emas dulu, atau apapun. Mengumpulkan dulu, setidaknya anak-anak muda bisa membayar uang muka dulu, atau pandai-pandai mencari pembiayaan yang kompetitif,” kata Ilham.

Baca Juga: Millennial Ternyata Lebih Suka Bayar Tunai saat Beli Rumah, Wow! 

2. Rumah subsidi bisa menjadi pilihan

Ilustrasi Kredit Cicilan Rumah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintah sendiri juga mengupayakan agar setiap orang mampu membeli rumah. Salah satunya, dengan program rumah subsidi. “Rumah subsidi ini bisa menjadi pilihan juga. Ini yang sebenarnya masih memungkinkan untuk millennial beli rumah. Harganya kan kisaran Rp155 juta ya,” kata Ilham.

Meski begitu, untuk mewujudkan rumah subsidi bagi pengembang juga menghadapi kendala. “Sulit juga diwujudkan, seiring mahalnya harga lahan, kalau bicara rumah tapak ya. Ke depan mungkin stakeholder harus konsentrasi ke rumah susun subsidi,” ucapnya.

Baca Juga: 95 Persen Milenial Suka Nonton, Hanya 21 Persen yang ke Bioskop

Berita Terkini Lainnya