TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemkot Yogyakarta Bakal Tata Wajah Malioboro, Seperti Apa?     

Jalur pedestrian diperbaiki hingga perbanyak kursi taman  

Ilustrasi kawasan Malioboro (kemenpar.go.id)

Yogyakarta, IDN Times - Pemkot Yogyakarta akan menata suasana Malioboro seperti tahun 1970 hingga 1990. Di masa itu, ikon pariwisata Kota Yogyakarta ini dikenal sebagai pusat perekonomian, oleh-oleh sekaligus pusat seni dan budaya yang melahirkan banyak seniman dan budayawan.

Penataan tersebut, menurut Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi dimulai dengan relokasi pedagang kaki lima (PKL) kawasan Malioboro. 

Baca Juga: Teras Malioboro Tergenang, Pengelola Salahkan Cuaca Ekstrem

Baca Juga: Menelusuri Sudut Tersembunyi Jogja dengan Berjalan Kaki

1. Penataan akan mencerminkan wajah Malioboro dari masa ke masa

Ilustrasi kawasan Malioboro. IDN Times/Paulus Risang

Penataan kawasan Malioboro tidak akan berhenti pada relokasi pedagang kaki lima (PKL), tetapi tetap berlanjut untuk mencerminkan wajah Malioboro dari masa ke masa.

Perubahan Malioboro dari masa ke masa diharapkan bisa terangkum dalam rencana penataan kawasan, sehingga wisatawan atau masyarakat bisa memahami perubahan dan perkembangan yang ada di Malioboro.

“Untuk penataan yang mencerminkan lintas sejarah ini, kami masih terus berdiskusi dengan banyak pihak termasuk Pemerintah DIY dan pihak terkait lainnya,” kata Heroe Poerwadi, Kamis (10/2/2022) dilansir Antara. 

2. Pemilik toko diminta menata fasad bangunan dan papan nama

Ilustrasi Malioboro (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Awal penataan yang dimulai dengan penempatan PKL di Teras Malioboro 1 dan 2, dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Yogyakarta akan meminta pemilik toko di sepanjang Jalan Malioboro untuk menata fasad bangunan agar tidak seluruhnya tertutup oleh papan nama.

“Sudah ada aturan ukuran maksimal papan nama yang bisa dipasang yaitu 1x1,5 meter persegi. Jika masih ada yang memasang dengan luasan lebih besar dari ukuran maksimal, maka akan diminta untuk menyesuaikan,” katanya.

Harapannya, penataan fasad bangunan ini memberikan kesan terhadap kawasan yang lebih baik sekaligus mengembalikan citra Malioboro yang juga sudah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya.

Berita Terkini Lainnya