Menelusuri Sudut Tersembunyi Jogja dengan Berjalan Kaki

Jogja Good Guide ajak kamu pulang bawa pengalaman asyik

Yogyakarta, IDN Times - Katanya, liburan. Padahal, ada lebih dari sekadar itu untuk bisa mengagumi kota berjuluk Kota Pelajar ini. Setiap sudut Yogyakarta punya hal menarik yang bisa diulik, dan inilah yang ingin disampaikan oleh Jogja Good Guide yang telah berdiri sejak 2016.

Buat kamu yang masih asing dengan Jogja Good Guide, ini adalah sebuah jasa walking tour yang siap memandu kamu menelusuri berbagai tempat menarik di Yogyakarta dengan konsep jalan kaki bersama selayaknya teman.

Menurut Rizki Suryananda, salah satu guide Jogja Good Guide, berkelana bersamanya bisa jadi pengalaman baru menikmati Yogyakarta dari sudut pandang yang berbeda.

Baca Juga: Dulu Tenar, Pantai Samas Kini Cuma Disinggahi Pelancong Nyasar

1. Berdiri sejak 2016, Jogja Good Guide berafiliasi dengan Jakarta Good Guide

Menelusuri Sudut Tersembunyi Jogja dengan Berjalan KakiJogja Good Guide (instagram.com/joggoodguide)

“Awalnya itu dari Jakarta Good Guide, kemudian orang-orang Jakarta itu ingin membuka di Jogja tapi ‘kan gak ada orangnya,” ujar Rizki di Kumpeni Kafe pada Senin (17/01/2022). Karena keinginan itulah kemudian Jakarta Good Guide membuka rekrutmen guide untuk wilayah Yogyakarta yang kemudian pada batch satu diisi oleh tiga guide. 

Rizki sendiri adalah guide kedua yang awalnya bergabung hanya sebagai freelance pada tahun 2018. Namun, para guide batch satu memutuskan untuk hengkang karena menemukan pekerjaan utama dan menyisakan Rizki. Pernah menjadi satu-satunya guide, Rizki mengaku kesulitan karena semua hal harus ia lakukan sendiri. Kini, Rizki sudah punya teman guide baru. Ia dan kawannya ini kemudian membagi jadwal guide secara bergantian.

2. Tidak ada minimal peserta, Jogja Good Guide juga menerima privat tour

Menelusuri Sudut Tersembunyi Jogja dengan Berjalan KakiJogja Good Guide (instagram.com/joggoodguide)

“Kami gak ada minimal peserta, sih. Yang daftar cuma 1 ya berangkat,” kata Rizki.

Walaupun hanya satu orang yang mendaftar, ia tidak keberatan untuk mengantar. Ia sendiri mengaku pernah menjadi guide untuk 15 orang dan semuanya sama-sama menyenangkan. Namun sejak pandemi, ia mengaku tamunya tak seramai dulu.

Selain menerima tamu tanpa jumlah minimal yang berasal dari berbagai kalangan, Jogja Good Guide juga bisa diajak jalan dengan sistem privat. Privat ini biasanya dipilih oleh keluarga atau rombongan yang ingin lebih leluasa jalan-jalan tanpa ada orang lain di luar kelompoknya.

Untuk privat, harga yang ditetapkan untuk maksimal 5 orang peserta yaitu Rp350 ribu dengan durasi hingga 3 jam. Sementara untuk tur biasa, Jogja Good Guide tidak mematok biaya alias pay as you wish, dengan durasi 1–2 jam.

Baca Juga: Obelix Hills, Tempat Asyik Menikmati Sunset di Yogyakarta  

3. Tersedia empat rute berbeda dengan dua sesi perjalanan

Menelusuri Sudut Tersembunyi Jogja dengan Berjalan KakiJogja Good Guide (instagram.com/joggoodguide)

Ingin mencoba jasa Jogja Good Guide? Mereka menawarkan empat rute perjalanan yang berbeda-beda, lho. Mulai dari Malioboro, Alun-alun Selatan, Kauman, Kotagede, dan Code. Menurut Rizki sendiri, area yang paling ramai peminat adalah kawasan Kotagede karena dekat dengan kompleks wisata dan banyak spot foto menarik berupa rumah tua.

Namun jangan lewatkan juga rute lain, termasuk Malioboro. Sekalipun setiap kamu ke Yogyakarta selalu mampir, tapi experience yang didapat jelas berbeda. Kamu akan dibawa masuk ke dalam gang sekitar bahkan dibawa berjalan-jalan sampai melewati Stasiun Yogyakarta sambil mendengarkan cerita dari guide.

Untuk sesi jalan yaitu terbagi atas dua waktu, pagi pada pukul 08.30 WIB dan sore pukul 15.30 WIB dengan durasi sekitar 1–2 jam.

4. Setiap guide punya interest masing-masing, jadi, cerita yang disampaikan pun berbeda

Menelusuri Sudut Tersembunyi Jogja dengan Berjalan KakiJogja Good Guide (instagram.com/joggoodguide)

Rizki mengaku bahwa ia dan partner kerja memiliki interest yang berbeda, dan hal ini membawa pengaruh terhadap cerita yang disampaikan saat menemani peserta berjalan-jalan. “Kalau aku interest-nya lebih ke kebudayaan. Dan teman aku interest-nya di sejarah, jadi hasil ceritanya berbeda,” katanya.

Selain itu ia juga bercerita, sekalipun guide dan rute yang dilalui sama, belum tentu satu peserta dengan peserta lain mendapat kesan yang sama. Ini karena pilihan jam sehingga kesan yang didapat jadi berbeda. Rizki mengibaratkan rute Kotagede, saat sesi pagi para peserta bisa saja mendapatkan vibes pasar yang ramai, tapi saat sore, peserta bisa melihat pemandangan yang lebih hangat dan cantik.

Pun Rizki mengatakan, dalam satu rute ia sesekali mengubah jalan yang dilalui. Ini supaya memberikan kesan yang berbeda, terutama di rute seperti Malioboro dan Kauman yang sering kali dianggap ‘itu-itu saja’.

5. Jogja Good Guide ingin suguhkan apa yang tidak terlihat dari setiap rute yang ditawarkan

Menelusuri Sudut Tersembunyi Jogja dengan Berjalan KakiJogja Good Guide (instagram.com/joggoodguide)

Saat ditanya dari mana Rizki mendapatkan bahan untuk dikisahkan saat sesi jalan bersama, ia mengutarakan bahwa ‘kulakan cerito’ itu bisa didapat di mana saja. Kebiasaannya sering berkumpul di gardu sampai ia yang pernah mondok di sebuah pesantren di Jawa Timur pun adalah salah satunya. Warga sekitar rute yang dilewatinya juga sering kali bercerita soal asal-usul daerahnya dengan sukarela.

Ia juga sering berbagi dengan teman guide-nya setiap pertemuan mingguan sehingga saling memperkaya ilmu masing-masing. Tentu ini adalah ilmu yang mahal yang bisa didapat peserta Jogja Good Guide dan belum tentu ada di tempat lain, yaitu melihat Yogyakarta secara lebih luas dan yang selama ini tak terlihat.

6. Berbagai suka dan duka pernah Rizki rasakan sebagai seorang guide

Menelusuri Sudut Tersembunyi Jogja dengan Berjalan KakiJogja Good Guide (instagram.com/joggoodguide)

“Ada lho teman saya dari batch satu, dia dapat 2M,” katanya berseloroh. Setelah ditelisik lagi, maksud dari 2M yang didapat temannya sesama guide ini bukanlah uang senilai dua milyar, melainkan ucapan ‘Makasih Mas’.

Kesulitan lain yang dihadapi Rizki kemudian adalah soal tim yang sekarang, ia hanya berdua dengan teman sehingga berbagai hal harus dikerjakan berdua saja.

Belum lagi jika tiba-tiba cuaca berganti tidak menentu, awalnya cerah dan bisa tiba-tiba hujan sehingga peserta sering membatalkan perjalanan sekalipun Rizki sebagai guide sudah ada di meeting point. Walau begitu, ini adalah pekerjaan yang menyenangkan untuknya dan sesuai dengan lulusan kuliahnya yaitu Pariwisata UGM.

Berjalan-jalan bersama Jogja Good Guide bisa menjadi salah satu cara traveling di Yogyakarta dengan lebih mudah dan murah, terutama tim backpacker. Banyak bule sampai wisatawan lokal yang sudah mendapatkan pengalaman menyenangkan bersama Jogja Good Guide. Nah, kalau kamu kapan?

Baca Juga: 6 Desa Wisata di Sleman Cocok Jadi Pilihan Tempat Liburan Akhir Tahun

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya