Warga Gunungkidul Hidupkan Kembali Tradisi Long Bumbung
Ada kenduri menyambut malam Lailatul Qadar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunungkidul, IDN Times - Permainan menyalakan petasan dari bambu atau long bumbung marak dilakukan tahun 80 hingga 90-an. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh anak dan remaja jelang buka puasa.
Namun kini permainan yang hanya dilakukan saat bulan Ramadan sudah sangat ditemui bahkan bisa dikatakan langka. Untuk menyambut berbuka puasa atau ngabuburit banyak waktu yang dihabiskan di rumah makan atau tempat-tempat wisata. Warga di Dusun Beji, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul mencoba menghidupkan kembali permainan long bumbung.
Baca Juga: 7 Kue Tradisional Khas Bima yang Mirip Jajanan di Jawa
1. Hidupkan kembali permainan menyalakan long bumbung saat bulan Ramadan
Long bumbung dibuat cara dengan mudah yaitu memotong bambu dengan ukuran sekitar dua meter. Kemudian ros bambu dihilangkan hingga menyisakan bagian akhir. Dibagian tengah bambu dilubangi untuk diisi dengan minyak tanah.
Untuk membunyikan long bumbung cukup mudah, bagian tengah bambu diisi minyak tanah kemudian ranting yang telah dibakar dimasukkan ke dalam lubang, maka long bumbung akan berbunyi. Semakin besar diameter bambu maka suara yang dihasilkan akan semakin keras, apalagi jika long bambu sudah terasa panas.
Ketika dinyalakan secara bersamaan maka akan terdengar seperti suara tembakan meriam yang bersautan yang memekakkan telinga.
Baca Juga: 7 Kue Kering Tradisional Ini Layak Penuhi Toples Lebaranmu