TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Penyebab Harga Telur di Gunungkidul dan Bantul Naik‎

Peternak ayam petelur di Bantul bersyukur harganya naik

Ilustrasi pedagang telur. (ANTARA FOTO/Rahmad)

Gunungkidul, IDN Times -‎ Harga telur ayam ras di Kabupaten Gunungkidul sempat menyentuh Rp31 ribu per kilogram. Kini, harganya berangsur turun menjadi Rp 29 ribu per kilogram. Kenaikan harga telur ini diduga terjadi karena pencairan Program Keluarga Harapan (PKH).‎

Baca Juga: Ribuan Warga di Gunungkidul Mulai Terdampak Kekeringan

1. Harga telur sempat menyentuh Rp 31 ribu per kilogram

Salah satu peternak ayam petelur di Bantul, Teni Ermawanto. (IDN Times/Daruwaskita)

Yanti, salah satu pedagang telur ayam ras di Pasar Argosari, Wonosari, Gunungkidul, mengatakan kenaikan harga telur terjadi selama sepekan terakhir ini.

"Sempat menyentuh harga Rp 31 ribu per kilogram namun saat ini sudah turun menjadi Rp 29 ribu per kilogram," ucapnya, Senin (22/8/2022).

Yanti menduga naiknya harga telur ayam ini tak lepas dari cairnya PKH. Keluarga penerima manfaat mencairkan dana tersebut untuk dibelikan sembako, termasuk telur ayam ras.

"Ya mungkin karena PKH itu," ujarnya.

2. Penerima PKH ramai-ramai membelikan sembako‎

Ilustrasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mengantre untuk menerima bantuan PKH. IDN Times/Bagus F

Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Gunungkidul, Hartini, menjelaskan dari pantauan di sejumlah pasar tradisional di Gunungkidul, seperti di Pasar Argosari Wonosari dan Pasar Playen, harga telur ayam berada pada kisaran Rp30 ribu per kilogram.

"Kalau normalnya di kisaran Rp20 ribu per kilogram," katanya.

Hartini tak menampik jika kenaikan harga telur ini dipicu PKH yang ramai-ramai dicairkan oleh penerima manfaat sehingga permintaan telur meningkat.

"Hukum ekonomi karena permintaan banyak, stok tidak nambah maka harga akan naik," ucapnya.

Baca Juga: Petani Lahan Pasir Bantul Was-Was jika Harga BBM Dinaikkan 

Berita Terkini Lainnya