TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

DBD Merebak di Bantul, Sudah Ada 3 Pasien yang Meninggal

Ada 829 kasus DBD hingga pertengahan di bulan Oktober 2022

Ilustrasi pasien DBD (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Bantul, IDN Times - ‎Memasuki musim penghujan, masyarakat di Kabupaten Bantul diminta untuk mewaspadai merebaknya penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hingga pertengahan bulan Oktober 2022, sudah tercatat 829 kasus dengan angka kematian pasien mencapai tiga orang.

Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut, Bupati Sleman Minta Tak Beli Obat Tanpa Resep

1. Lima kapanewon di Bantul yang paling banyak kasus DBD‎

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santosa. (IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santosa, mengatakan 829 kasus DBD tersebut tersebar di 17 kapanewon. Namun, lima kapanewon dengan jumlah kasus terbanyak DBD, yaitu Kapanewon Kasihan, Banguntapan, Pleret, Imogiri, dan Kapanewon Sewon.

"Prediksi puncak merebaknya kasus DBD di Bantul akan terjadi pada bulan Januari 2023 yang akan datang," ujarnya, Kamis (20/10/2022).

2. Ajak masyarakat untuk menggiatkan PSN

Ilustrasi pemberantasan sarang nyamuk.Dok. Puskesmas Kutasari

Pria yang disapa akrab dr. Okky ini mengatakan tren kasus DBD yang meningkat tidak hanya terjadi di Bantul, tetapi juga hampir di seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk kembali menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah masing-masing ditambah dengan menyiapkan obat oles anti nyamuk.

"Tindakan yang paling efektif mencegah penularan DBD adalah dengan PSN. Penyemprotan nyamuk demam berdarah merupakan langkah terakhir. Sebab dengan penyemprotan, nyamuk yang masih hidup nantinya akan kebal," ucapnya.

Baca Juga: Polisi Bubarkan Pesta Miras di Jembatan Srandakan Bantul 

Berita Terkini Lainnya