TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantul Mulai Uji Coba PTM Terbatas SD, Siswa Antusias

Siswa mengaku senang bisa belajar kembali di sekolah

Wakil Bupati Bantul pantau pelaksanaan PTM Terbatas di SD 1 Blunyahan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Wakil Bupati Bantul, Joko B Purnomo, didampingi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Isdarmoko, melakukan pemantauan pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di Sekolah Dasar (SD) 1 Blunyahan, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul.

Baca Juga: Kuota Terbatas, Pelaku Wisata di Bantul Kesulitan Peroleh CHSE

1. Dari kedatangan siswa hingga di kelas, prokes berjalan baik‎

Uji coba PTM terbatas SD 1 Blunyahan, Pendowoharjo Sewon Kabupaten Bantul. (IDN Times/Daruwaskita)

Menurut Joko, persiapan pihak sekolah untuk melaksanakan PTMT cukup bagus. Mulai dari kedatangan siswa yang harus cuci tangan dengan air mengalir dilanjutkan dengan pengecekan suhu tubuh. Masuk ke ruang kelas, meja dan kursinya sudah disusun sedemikian rupa sehingga berjarak minimal 1,5 meter. Selain itu, siswa yang mengikuti PTMT di kelas tidak boleh melepas masker.

"Jumlah siswa yang mengikuti PTMT juga hanya dibatasi 50 persen dari kapasitas kelas, pelajaran hanya diberikan waktu maksimal dua jam dan mata pelajaran yang diberikan adalah mata pelajaran yang pokok dan sulit jika dilakukan secara daring," katanya, Selasa (28/9/2021).

Baca Juga: Kejar 100 Persen Vaksinasi, Bantul Uji Coba PTM Pekan Depan

2. Pemkab Bantul akan bagikan masker gratis kepada siswa SD‎

Wakil Bupati Bantul pantau pelaksanaan PTMT di SD 1 Blunyahan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul.(IDN Times/Daruwaskita)

Politisi PDI Perjuangan ini juga mengaku saat berdialog dengan siswa, sosialisasi dari guru kepada siswa sangat dimengerti oleh siswa. Terutama tentang protokol kesehatan yakni 3M bahkan tambahan 2M sehingga menjadi modal bagi sekolah untuk melaksanakan uji coba PTMT ke depannya.

"Kalau siswa sudah paham dengan prokes dan taat dalam pelaksanaannya maka PTMT ini akan berjalan baik dan tidak ada klaster sekolah," ujarnya.

Lebih jauh, Joko mengatakan sebagian besar siswa SD yang mengikuti PTMT belum mendapatkan vaksinasi karena belum berusia 12 tahun. Oleh karena itu, Pemkab Bantul akan memberikan masker kepada siswa agar lebih aman dari paparan COVID-19 di lingkungan sekolah.

"Kalau jumlah siswa SD di Bantul ada sekitar 70 ribu dan bantuan masker per siswa lima masker saja butuh sekitar 350 ribu masker. Sedangkan bantuan masker dari BNPB baru ada sekitar 30 ribu sehingga masih butuh sekitar 310 ribu masker," ujarnya.

3. Sekolah harus mendapatkan rekomendasi dari Disdikpora‎ sebelum menggelar PTMT

Kepala Disdikpora Bantul Isdarmanto.(IDN Times/Daruwaskita)

Kepala Disdikpora Bantul, Isdarmanto, mengatakan uji coba PTMT dilakukan untuk mengakomodasi usulan dari orang tua mengatasi kejenuhan anak yang hampir empat semester harus belajar secara daring. Selain itu, juga sejalan dengan perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten Bantul yang trennya menurun terus dan semakin banyak zona hijau.

"Jadi untuk SD 1 Blunyahan verifikasi sudah dilakukan oleh pengawas dan dinyatakan diperbolehkan untuk menggelar PTMT. Makanya Disdikpora juga memberikan rekomendasi PTMT atas persetujuan Satgas COVID-19 tingkat kabupaten," katanya.‎

"Anak-anak juga sudah paham bagaimana melaksanakan 3M bahkan 5M selama berlangsungnya PTMT. Semoga lanjar dan tidak ada permasalahan selama uji coba PTMT," ucapnya.

Isdarmoko mengatakan, pihaknya ingin menyegerakan PTMT di SD dan SMP sederajat di Bantul. Namun, hal ini tidak lepas hasil verifikasi dari pengawas.

Untuk tingkat SMP sederajat, dari 96 sekolah sudah 37 SMP sederajat yang direkomendasikan untuk menggelar PTMT. Sedangkan untuk SD jumlah lebih banyak lagi dibandingkan SMP.

"Harapannya semua sekolah sudah bisa melaksanakan PTMT. Namun harus sesuai dengan ketentuan yakni seminggu PTMT digelar dua kali, dalam satu hari hanya ada dua jam pelajaran, siswa yang mengikuti PTM maksimal hanya 50 persen dari kapasitas kelas atau separuhnya dan mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran yang mengalami kendala jika dilakukan hanya melalui pembelajaran secara daring," terangnya.

Baca Juga: Bantul Belum Bisa Pastikan Kapan SD Bisa Gelar PTM Terbatas

Berita Terkini Lainnya