TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peneliti Ungkap Tingkat Literasi Digital Laki dan Perempuan Sama  

Tingkat literasi digital tertinggi usia 21 hingga 38 tahun 

Pixabay.com/Geralt

Sleman, IDN Times - Riset nasional yang dilakukan Jaringan Pegiat Literasi digital (Japelidi) di tahun 2019 mengungkap kompetensi literasi media masyarakat Indonesia yang mulai berkembang.

Koordinator Riset Nasional Japelidi, Ni Made Ras Amanda menjelaskan meski pengguna media sosial di Indonesia masih terjebak sebagai konsumen konten dan informasi yang beredar di dunia maya, namun kemampuan untuk menggunakan media digital secara kritis mulai tampak terbentuk.

Baca Juga: Ini 3 Cara Seru Nonton Konser Musik Digital Saat di Rumah Aja

1. Lakukan penelitian di 18 kota

Ilustrasi Pixabay

Japelidi yang merupakan komunitas pegiat literasi digital dengan anggota sebanyak 167 akademisi dari 82 perguruan tinggi, tersebar di 32 kota di Indonesia salah satunya adalah UGM.

Menurut Manda, penelitian dilakukan selama 2019 tersebar di 18 kota dan melibatkan total 2.280 responden bertujuan memetakan kompetensi literasi digital yang dimiliki masyarakat pengguna Internet di Indonesia. 

“Kemampuan menggunakan perangkat digital semestinya diikuti dengan keterampilan mengelola informasi yang baik. Riset ini bertujuan untuk memetakan keterampilan mana yang sudah dikuasai masyarakat pengguna media digital dan kompetensi mana yang perlu ditingkatkan lebih lanjut,” ungkapnya pada Selasa (8/9/2020).

2. Sebagian besar masyarakat diketahui gunakan media sosial untuk mencari informasi

Pixabay

Di dalam melakukan penelitian ini, Japelidi telah membagi sepuluh kompetensi literasi digital dalam empat kategori. Empat kategori tersebut meliputi keterampilan untuk mengonsumsi informasi secara fungsional, keterampilan mengonsumsi secara kritis, keterampilan prosuming (produksi) fungsional dan keterampilan prosuming kritis.

Dari hasil riset yang dilakukan diketahui nilai tertinggi terletak padaketerampilan mengonsumsi secara fungsional. Hal ini menandakan jika sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan media sosial baru sebatas untuk mencari informasi.

Sementara untuk nilai terendah adalah keterampilan produksi yang melibatkan keterampilan berpikir kritis.

“Meskipun lebih rendah, tetapi temuan kami menunjukkan ada sebagian masyarakat yang sudah mampu berpikir kritis baik saat mengonsumsi informasi maupun memproduksi informasi," terangnya.

Baca Juga: Nanti Malam Kroasia Jadi Ujian Kedua Timnas U-19 Indonesia

Berita Terkini Lainnya