Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Makna Sungkeman dalam Pernikahan Adat Jawa, Sakral!

ilustrasi sungkeman (pexels.com/Muhamad Faizal Awal)
Intinya sih...
  • Pernikahan adat Jawa mengandung momen sakral sungkeman sebagai penghormatan kepada orangtua dan permohonan restu.
  • Sungkeman mencerminkan tiga makna utama: bakti anak kepada orangtua, permohonan maaf atas kesalahan, dan doa restu untuk kehidupan rumah tangga.
  • Sungkeman juga mengandung nilai budaya yang berkontribusi pada pembentukan pribadi seseorang, seperti penghormatan, kerendahan hati, dan sikap sopan santun.

Pernikahan dalam adat Jawa merupakan momen sakral yang mengandung nilai budaya. Sungkeman menjadi bagiannya, momen mengharukan di mana mempelai bersimpuh di hadapan orangtua untuk memohon restu dan doa.

Lebih dari penghormatan sebagai anak, tapi juga mencerminkan keyakinan bahwa restu orangtua mampu memberikan keberkahan terhadap rumah tangganya. Mari, simak penjelasan lengkapnya tentang makna sungkeman dalam upacara pernikahan adat Jawa.

1.Tata pelaksanaan sungkeman pernikahan

ilustrasi prosesi sungkeman pernikahan (pexels.com/Danu Hidayatur Rahman)

Bukan hanya ritual, tapi juga penghormatan kepada orangtua, maka dalam pernikahan ada tata caranya. Pada saat sesi berlangsung, kedua pengantin mengambil posisi duduk bersimpuh, lututnya menyentuh lantai. Mereka memegang lutut orangtua sambil memohon doa restu.

Pringgawidagda (2006) dalam bukunya “Tata Upacara dan Wicara Pengantin Gaya Yogyakarta” menjelaskan mengenai urutannya, dimulai dari orangtua pengantin wanita terlebih dulu. Lalu, dilanjutkan sungkem ke kedua orangtua pengantin laki-laki. Di saat prosesi ini, juru rias pengantin yang bertugas mengambil keris dari pengantin laki-laki, dan memakaikannya kembali ketika sungkeman sudah selesai dilakukan.

2.Makna dari sesi sungkeman pernikahan

ilustrasi pengantin memohon doa restu kepada orangtua (pexels.com/Muhamad Faizal Awal)

Tradisi ini tak terlepas dari budaya Jawa yang punya makna filosofisnya. Sungkeman pernikahan mencerminkan hubungan baik antara anak dan orangtua. Ada tiga inti makna utama yaitu:

  • Tanda bakti anak kepada orangtuanya

Dengan duduk bersimpuh di hadapan orangtua, seorang anak menunjukkan sikap hormat dan rasa terima kasih karena telah membesarkannya dengan penuh cinta, mendidik dengan kebijaksanaan, hingga mengantarkannya ke jenjang pernikahan.

  • Permohonan maaf atas segala kesalahan yang dilakukan

Melalui prosesi ini, kedua pengantin juga memohon maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan. Ini mencerminkan ajaran bahwa kebersihan hati itu perlu dimiliki, apalagi sudah bersiap menjalani kehidupan baru sebagai pasangan suami istri.

  • Memohon doa restu untuk kehidupan rumah tangganya

Doa terbaik orangtua agar kehidupan pernikahan anaknya bahagia menjadi penting untuk perjalanan rumah tangga. Maka, melalui sungkeman ini sekaligus bermakna anak memohon doa kepada orangtua mereka.

Tak hanya adegan formalitas, sungkeman pernikahan perlu dilakukan dengan penuh ketulusan dan keseriusan, sebab mengandung makna mendalam untuk perjalanan ke depannya.

3.Sebagai latihan membentuk pribadi positif

ilustrasi kasih sayang anak dan orangtuanya (unsplash.com/ Galuh hari setiawan)

Banyak sekali nilai budaya dalam sesi ini yang layak dilestarikan. Dengan posisi dan gestur merendah kepada orangtua, dikutip jurnal “Tradisi Sungkeman sebagai Kearifan Lokal dalam Membangun Budaya Islam” karya Jamal Ghofir dan Mohammad A. J. (2022), sungkeman mengandung nilai baik yang berkontribusi pada pembentukan pribadi seseorang.

Beberapa di antaranya sebagai berikut.

  • Sungkem kepada orangtua adalah wujud penghormatan anak kepada sosok yang lebih tua, terutama kepada mereka yang sudah banyak upaya membesarkannya agar menjadi sosok baik. Ini sekaligus mengajarkan seseorang agar tahu berterima kasih dan mampu menghargai orangtua yang sudah menyayanginya.
  • Sarana melatih kerendahan hati. Dengan duduk bersimpuh dan menundukkan kepala di lutut orangtua, maka artinya ini juga sebagai sarana melatih diri agar rendah hati. Sifat baik ini diperlukan ketika nanti berkehidupan rumah tangga maupun sosial. Sifat yang mampu memunculkan empati dan memahami lingkungan sekitar. Sungkeman jadi simbol bahwa seseorang perlu mampu mengelola egonya demi keharmonisan hubungan dengan siapa saja.
  • Menanamkan sikap sopan santun. Tradisi ini juga mengajarkan etika dalam bersikap. Gestur merendah saat sungkem mengajarkan bahwa tak boleh sombong kepada orang lain dan tidak semena-sema terhadap yang lebih tua. Tentu sangat relevan di masa sekarang, ketika sopan santun diterapkan dalam interaksi bersama siapa pun, maka kehidupan tenteram dan menyenangkan.

Sungkeman pernikahan mencerminkan penghormatan anak kepada orangtua, permohonon restu untuk kehidupan rumah tangga sejahtera, serta pembelajaran untuk mengembangkan kepribadian.

Prosesi ini menunjukkan bahwa untuk menjaga harmoni dalam keluarga maupun lingkungan luas lainnya, diperlukan sikap-sikap yang mendukung seperti saling menghargai, berempati, dan kesopanan. Oleh karena itu, lestarikan tradisi ini dengan cara menerapkan kebaikan yang ada dalam makna-maknanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Adelbertha Eva Y
EditorAdelbertha Eva Y
Follow Us