5 Konsekuensi Sering Mengumbar Kesedihan di Media Sosial

Kamu bisa dicap sebagai pribadi yang tak dewasa

Menggunakan media sosial harus diimbangi dengan sikap bijak. Tidak semua hal bisa dibagikan ke media sosial, salah satunya tentang perasaan pribadi. Gak salah sekali-sekali membagikan cerita, tapi ingatlah bahwa ceritamu akan dibaca oleh banyak orang dan harus dapat dipertanggungjawabkan.

Sering mengumbar kesedihan lewat status media sosial memang akan menuai perhatian, tapi apa kamu yakin itu yang benar-benar kamu butuhkan? Setiap ingin share isi hatimu, ingatlah 5 konsekuensi ini akan menanti.

1. Dinilai caper dan kurang dewasa

5 Konsekuensi Sering Mengumbar Kesedihan di Media Sosialilustrasi wanita (pexels.com/Christina Morillo)

Apa yang kita unggah di media sosial mengungkap banyak hal tentang diri kita. Bila kamu sering mengumbar kesedihan lewat status medsos, gak heran orang akan berpikir kamu pribadi yang kekanak-kanakan karena belum memiliki pengendalian emosi yang baik.

Setiap ada problem sedikit, pelarianmu selalu ke media sosial. Orang-orang yang awalnya simpati lama-lama juga ilfeel, karena kamu tidak menunjukkan progres apapun. Bahkan setelah curhat, kamu masih sering merasa galau yang sama.

2. Alih-alih menemukan solusi, masalahmu akan semakin besar 

5 Konsekuensi Sering Mengumbar Kesedihan di Media Sosialilustrasi wanita (pexels.com/Ron Lach)

Memang setelah menulis dan upload status, rasanya lebih lega. Namun kelegaan itu hanya bertahan sementara, sebelum kamu membaca respons pengikut-pengikutmu.

Mungkin ada yang bertanya secara tulus, tapi gak sedikit juga yang mengkritisi atau bahkan membalas statusmu dengan sindiran lain. Ini jelas bukan solusi yang tepat, karena semua orang jadi tahu masalahmu tapi tidak semua bisa membantu.

Alih-alih update status, lebih baik menjauh dulu dari medsos ketika punya masalah. Curhatlah ke orang-orang yang kamu percaya, yang dapat memberi nasihat yang benar.

Baca Juga: 5 Pengalaman yang Mengubah Hidupmu saat Jadi Mahasiswa Rantau

3. Lambat laun orang jadi risi berteman denganmu 

5 Konsekuensi Sering Mengumbar Kesedihan di Media Sosialilustrasi wanita (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Kebiasaan update status galau di medsos membuat orang itu bak buku terbuka yang semua cerita hidupnya dapat dibaca orang. Teman-teman dan rekan kerjamu jadi risi berteman dekat denganmu. Sebab ada masalah sedikit, kamu akan ngambek dan merasa paling tersakiti.

Hal ini menunjukkan sikap tidak dewasamu dalam menangani masalah. Sindir-sindiran di medsos juga bukan tindakan bijak, jadi pikirkan dulu kalimatmu sebelum update status.

4. Hilang respek dari rekan kerja 

5 Konsekuensi Sering Mengumbar Kesedihan di Media Sosialilustrasi dua orang sedang bercakap-cakap (pexels.com/Mikhail Nilov)

Orang akan cepat hilang respek ketika tahu kamu suka mengumbar masalah pribadi ke medsos, terlebih rekan kerjamu. Jadi sulit bagi mereka untuk memandangmu sebagai sosok profesional kalau kamu sendiri sering ngegalau di status.

Semua masalahmu jadi tampak transparan bagi siapapun. Mungkin mereka tidak mengatakan apapun, tapi di balik itu, wibawamu sudah jatuh di mata mereka.

5. Membuat lawan jenis ilfeel 

5 Konsekuensi Sering Mengumbar Kesedihan di Media Sosialilustrasi wanita dengan smartphone (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Galau sedikit, upload status. Ada masalah sedikit dengan teman, langsung saling menyindir di medsos. Unggahan tidak bermakna seperti ini yang membuat lawan jenis pun ilfeel.

Bisa jadi awalnya ia tertarik padamu, tapi melihat kamu sering galau di medsos, ia akan berpikir kamu ratu drama dan hobi membesar-besarkan masalah. Ia jadi malas terlibat dan berakhir menjauhimu. Nah kalau begini, siapa yang rugi?

Gak ada salahnya berbagi cerita ke media sosial, tapi harus bijak juga dalam membagikan sesuatu. Jangan berlebihan, karena segala sesuatu yang berlebihan tidak baik.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Mencintai Diri Sendiri, Sering Lupa Kita Lakukan

Caroline Graciela Harmanto Photo Community Writer Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya