Tari Edan-edanan, Tradisi Unik Acara Pernikahan Adat Jogja

Pernikahan adat Jogja kaya akan makna dalam setiap prosesinya. Tradisi unik dalam salah satu rangkaian acaranya yaitu munculnya penari dengan gaya lucu mengiringi pengantin, yang dinamakan Tarian Edan-edanan, yaitu tarian adat yang memiliki fungsi untuk kebaikan kehidupan rumah tangga pengantin.
Lalu, seperti apa pertunjukan Tari Edan-edanan dalam pernikahan? Mari, telusuri tradisi unik yang secara khusus hanya ada di prosesi temanten Agung Jogja.
1.Ritual yang berfungsi sebagai upaya menolak bala

Dalam upacara pernikahan gaya Jogja terdapat pertunjukan unik yaitu menampilkan Tarian Edan-edanan. Tarian ini adalah sebuah ritual yang dipercaya mampu menolak bala, menghindarkan pengantin dari hal-hal negatif dan keburukan lainnya.
Melansir jurnal karya Ayu Agustin “Pengaruh ‘Edan-edanan’ di dalam Tari Nirbaya Karya Setyatuti”, tarian ini menggambarkan sosok orang gila (edan) yang dalam kepercayaan masyarakat mampu mengusir gangguan gaib yang berpotensi menghambat jalannya acara pernikahan.
2.Prosesi Tari Edan-edanan

Hadir di beberapa tahapan dalam upacara panggih. Saat pengantin perempuan hadir, ada empat pasang penari di depannya. Lalu, untuk kehadiran pengantin laki-laki juga didahului oleh dua pasang penari dan berhenti di depan tarub. Petugas yang membawa pisang sanggan menyerahkan pisang tersebut kepada orangtua pengantin perempuan.
Dikutip buku berjudul “Tata Upacara dan Wicara Pengantin Gaya Yogyakarta”, karya Suwarna Pringgawidagda, penyerahan pisang sanggan melambangkan penebus pengantin perempuan, sekaligus sebagai tanda pengantin laki-laki sudah siap untuk dipertemukan dan bersedia menjaga istrinya.
Setelah prosesi ini selesai, Tari Edan-edanan kembali dipersembahkan untuk mengiringi pengantin berjalan sampai di pelaminan. Tradisi yang hanya ada di upacara panggih gaya Jogja, tak hanya sebagai hiburan tapi juga mengandung makna kebaikan.
3.Gerakan, properti, hingga ekspresi penari

Para penari akan berdandan lucu seperti badut dan bertingkah menggemaskan sambil bergerak asal-asalan. Namun, dibalik gerakan tak beraturannya, tetap perlu dilakukan dengan teknik yang baik. Hal tersebut dilakukan karena penari harus tampil energik selama pertunjukan. Gerakannya juga perlu menyatu dengan irama sehingga menghasilkan tarian yang enak dinikmati.
Para penari membawa properti seperti kipas atau kemoceng. Ini berfungsi sebagai simbol penolak bala untuk mengusir roh jahat yang hendak mengganggu kelancaran acara.
Tari Edan-edanan memiliki daya tarik tersendiri bagi penontonnya. Gak sekadar ritual, tapi juga hiburan yang masuk ke segala usia dan kalangan. Ini didukung oleh ekspresi para penari yang mencerminkan kegilaan sehingga mampu menghibur tamu undangan. Tak sekadar hiburan jenaka, tarian ini menjadi cerminan untuk selalu berupaya menjaga keharmonisan hidup berumah tangga.
Ikutlah menyaksikan dengan penuh apresiasi ketika kamu menghadiri undangan pernikahan dan terdapat pertunjukan Tari Edan-edanan. Jaga kelestariannya dan hormati prosesinya, karena gak hanya bikin kamu tertawa tapi juga mengajarkan tentang refleksi kehidupan manusia yang sedang merayakan perjalanan barunya sebagai pasangan suami istri yang bahagia.