Sering Beli Makanan Tapi Lupa Makan? Ini 5 Alasan Psikologi di Baliknya

Pernah gak sih, beli makanan atau camilan yang kelihatannya enak, tapi sampai rumah, ternyata gak nafsu makan? Atau mungkin makanan yang sudah dibeli malah terbuang sia-sia?
Fenomena ini sering terjadi, dan gak cuma soal lapar atau kenyang. Bisa jadi, ada faktor psikologis yang mendorong kamu untuk beli makanan atau ngemil tanpa alasan yang jelas. Apa yang bikin kita gampang terjebak dalam kebiasaan ini? Yuk, kita bahas lima alasan psikologis yang sering gak kita sadari!
1. Emosi negatif yang mengarah ke penghiburan sementara

Saat kita merasa stres, cemas, atau bahkan bosan, makanan sering menjadi pelarian yang mudah. Alih-alih menghadapinya dengan cara yang lebih sehat, kita malah memilih untuk menghibur diri dengan makanan yang cepat memberi kepuasan. Ini adalah bentuk dari emotional eating, di mana makanan jadi cara cepat untuk meredakan perasaan negatif. Sayangnya, perasaan itu gak hilang begitu aja, dan kita malah semakin tergantung pada kebiasaan ini untuk mengatasi emosi.
Tentu, makanan gak pernah bisa benar-benar mengatasi masalah, malah kebiasaan ini cenderung bikin kita semakin merasa kosong. Ketika kamu merasa seperti ini, penting untuk sadar bahwa penghiburan gak bisa datang dari camilan, melainkan dari mengelola perasaan dan mencari solusi yang lebih konstruktif.
2. Kepuasan instan

Pernah gak, beli makanan hanya karena lagi "ngidam" atau karena iklan di media sosial yang menggoda? Dalam dunia yang serba instan, kita cenderung mencari kepuasan yang langsung terasa, termasuk lewat makanan. Saat beli sesuatu yang kelihatan menggugah selera, kita merasa seolah ada kebahagiaan kecil yang tercapai. Namun, efek kepuasan ini biasanya hanya sesaat.
Kepuasan instan ini bisa merusak keseimbangan emosi dan pola makan. Makanan jadi alat untuk memenuhi keinginan sesaat, bukan kebutuhan yang sesungguhnya. Kalau kamu gak berhati-hati, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi pola makan yang gak sehat, lho.
3. Kebiasaan berbelanja yang didorong oleh FOMO (fear of missing out)

Sosial media sangat mempengaruhi keputusan kita. Melihat teman-teman atau influencer sering banget posting makanan enak bisa membuat kita merasa ingin beli, biar gak ketinggalan zaman atau bisa merasa masuk dalam tren makanan tertentu. FOMO ini mendorong kita untuk membeli makanan yang sebenarnya gak kita butuhkan atau bahkan tidak ingin makan.
Makanan yang kita beli hanya untuk memenuhi ekspektasi sosial atau untuk "ngehits" sementara. Ini bisa menyebabkan pemborosan uang dan menyebabkan kita makan tanpa alasan yang jelas. Cobalah untuk lebih selektif dan jangan biarkan tekanan sosial menentukan apa yang harus kamu konsumsi.
4. Keterikatan emosional dengan makanan tertentu

Makanan kadang bisa punya makna emosional yang dalam. Bisa jadi, makanan tertentu mengingatkan kita pada masa kecil, kenangan dengan orang terdekat, atau bahkan momen-momen bahagia. Inilah yang membuat kita cenderung memilih makanan n tersebut ketika merasa lelah atau membutuhkan kenyamanan.
Namun, ketergantungan emosional pada makanan ini sering mengarah pada pola makan yang tidak sehat. Kita jadi mengandalkan makanan untuk menenangkan diri, padahal yang kita butuhkan mungkin hanya sedikit waktu untuk diri sendiri atau berbicara dengan seseorang yang kita percayai. Pahami kapan kamu makan karena emosi, dan coba cari alternatif lain untuk meredakan perasaan tersebut.
5. Kurangnya mindfulness saat mengambil keputusan

Pernah gak, kamu beli makanan hanya karena melihat iklan atau lewat restoran yang kelihatan enak, tanpa mikir panjang? Ini adalah contoh kurangnya mindfulness atau kesadaran penuh saat membuat keputusan. Tanpa refleksi yang baik, kita jadi mudah terjebak dalam pola konsumsi yang impulsif, yang akhirnya hanya menambah jumlah makanan yang kita beli tapi gak dikonsumsi.
Untuk menghindari hal ini, coba lebih sadar dan reflektif sebelum memutuskan untuk beli sesuatu. Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah saya benar-benar butuh ini?" atau "Apakah saya sedang makan karena lapar atau emosi?" Dengan kebiasaan ini, kamu bisa lebih bijak dalam pengambilan keputusan dan mengurangi pembelian impulsif yang akhirnya sia-sia.
Jika terus menerus menggunakan makanan sebagai pelarian atau sekadar untuk memuaskan keinginan sesaat, kita gak hanya menguras dompet, tapi juga kesehatan mental dan fisik. Mulailah dengan lebih sadar dan bijak dalam setiap keputusan yang dibuat, dan jangan ragu untuk mencari cara yang lebih sehat untuk mengatasinya. Ingat, yang penting bukan cuma apa yang kamu makan, tapi bagaimana kamu merawat diri sendiri.