Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Sebaiknya Kamu Gak FOMO Obat Cacing Menurut Pakar Kesehatan

Alasan Sebaiknya Kamu Gak FOMO Obat Cacing Menurut Pakar
ilustrasi obat cacing (pexels.com/Michelle Leman)
Intinya sih...
  • Pakar UGM ingatkan bahaya tren minum obat cacing tanpa indikasi medis, berisiko ganggu flora usus dan ciptakan rasa aman semu.
  • Obat cacing tetap penting lewat program POPM bagi anak sekolah, namun PHBS dan sanitasi jadi kunci pencegahan untuk semua usia.
  • Infeksi cacing bisa sebabkan sakit perut, diare, gizi buruk, hingga stunting; edukasi kolektif soal kebersihan dinilai mendesak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times – Fenomena konsumsi obat cacing secara massal kembali mencuat setelah kasus kecacingan yang menimpa balita hingga meninggal di Sukabumi, Jawa Barat. Tren ini bahkan meluas ke kalangan Gen Z, yang ikut membeli obat cacing dengan alasan merasa lebih aman.

Namun, para ahli menilai langkah tersebut justru berisiko jika dilakukan tanpa indikasi medis. Ketua Departemen Parasitologi FK-KMK UGM Prof. dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, , menegaskan bahwa kecacingan masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia dengan prevalensi sekitar 35 persen. “Artinya dari 100 orang, ada 35 yang kena,” ungkapnya dalam podcast TropmedTalk di Pusat Kedokteran Tropis UGM, Selasa (16/7/2025).

1. Risiko konsumsi obat cacing tanpa indikasi medis

Prof. dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, (kiri) di podcast TropmedTalk. (ugm.ac.id)
Prof. dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, (kiri) di podcast TropmedTalk. (ugm.ac.id)

Kasus di Sukabumi memicu tren minum obat cacing secara mandiri dengan pola fear of missing out (FOMO). Menurut Elsa, konsumsi obat tanpa pengawasan justru bisa menimbulkan masalah baru. Ia menjelaskan, penggunaan obat cacing berlebihan dapat mengganggu flora usus, memicu resistensi, serta menciptakan rasa aman semu.

Menurutnya, pencegahan harus diprioritaskan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) disertai dengan perbaikan sanitasi. “Orang mungkin merasa sudah terlindungi hanya dengan minum obat, padahal faktor kebersihan dan sanitasi jauh lebih penting,” paparnya, dilansir laman resmi UGM.

2. Program POPM tetap penting bagi anak sekolah

ilustrasi anak SD (Unsplash/Bayu Syaits)
ilustrasi anak SD (Unsplash/Bayu Syaits)

Elsa menegaskan obat cacing tetap memiliki peran penting dalam program pemerintah, terutama melalui Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM). Program ini menargetkan anak-anak usia sekolah dengan pemberian obat rutin satu hingga dua kali setahun, tergantung pada tingkat kasus di masing-masing daerah. “Reinfeksi bisa terus terjadi kalau lingkungan dibiarkan tercemar,” imbuhnya.

Namun ia mengingatkan, orang dewasa pun memiliki risiko serupa apabila tidak menjaga pola hidup bersih. Makan tanpa mencuci tangan, konsumsi makanan mentah atau tidak higienis dapat membuka jalan masuk infeksi. “Kecacingan bisa menyerang siapa saja, bukan hanya anak-anak. Jadi perilaku hidup bersih dan sehat itu penting untuk semua usia,” ujarnya.

3. Dampak kecacingan terhadap kesehatan dan gizi

Prof. dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, M.Kes., Ph.D. di podcast TropmedTalk. (ugm.ac.id)
Prof. dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, M.Kes., Ph.D. di podcast TropmedTalk. (ugm.ac.id)

Elsa menekankan bahwa infeksi cacing tidak bisa dianggap sepele. Infeksi berat dapat menimbulkan sakit perut, diare, bahkan keluarnya cacing melalui mulut penderita. “Cacing bisa menurunkan nafsu makan anak dan menghambat pertumbuhan,” tuturnya.

Selain itu, kecacingan juga dapat berkontribusi pada gizi buruk dan stunting. Cacing menyerap nutrisi dari tubuh inang sehingga anak tidak dapat tumbuh secara optimal. “Kondisi ini dapat berujung pada gizi buruk yang kronis dan berimplikasi pada kualitas hidup jangka panjang,” tambahnya.

Elsa menilai bahwa edukasi masyarakat soal bahaya kecacingan dan pencegahannya sangat mendesak. Upaya kolektif harus dilakukan, baik di tingkat individu maupun lingkungan. Langkah sederhana seperti mencuci tangan, memakai alas kaki, menggunakan jamban yang layak, serta mengelola sampah dengan benar perlu digalakkan secara konsisten. “Kecacingan adalah masalah komunitas, bukan hanya individu. Upaya pencegahannya harus kolektif, dimulai dari rumah hingga lingkungan,” pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest Life Jogja

See More

6 Fakta Mengejutkan Tanaman Hias yang Sering DiLetakkan di Rumah

17 Sep 2025, 20:20 WIBLife