Viral, Kisah Farid Ngekos Rp66 Ribu Per Bulan di Pakem Sleman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai kota pelajar, tentu rumah kost di Jogja sangat mudah ditemukan. Tipenya beragam, ada yang khusus perempuan, pria, campur, atau yang sudah termasuk isian kamar laiknya tempat tidur, meja, lemari sampai yang kosongan. Sedangkan soal harga, umumnya mulai Rp350 ribuan untuk kamar mandi luar yang berbagi dengan pengguna lain bahkan sampai jutaan dengan fasilitas sekelas hotel.
Namun, baru-baru ini viral di jagat Instagram, seorang lelaki pamer kos seharga Rp66 ribu per bulan di kawasan Pakem, Kabupaten Sleman. Ia adalah Farid Nur Ihsan, pemilik akun @faridtokk yang videonya meledak bahkan sampai ditonton sebanyak 7 juta orang.
1. Kebaikan adik kelas mengantarkan Farid menemukan kos murah nan nyaman
Farid adalah pria asli Bawen, Semarang, yang baru memulai kehidupannya di Jogja sejak Maret 2024 karena ditawari mengurus coffee shop milik kawannya di daerah Seturan. Hal ini membuatnya mau tak mau harus mencari kos segera untuk ditempati.
Farid mengaku mendapat banyak informasi kos dari teman-temannya yang sudah lebih dulu menetap di Jogja. Satu per satu info ini ia pilah tapi tak kunjung mendapati yang sreg hingga seorang mantan adik kelas menawarkan Farid untuk menginap di kosnya yang jarang ditempati karena masih sibuk skripsi.
"Seminggu, dua minggu, kok aku belum dapat kos. Dan karena dia (adik kelas) jarang balik karena masih skripsi, yaudah aku bersihin dan tempatin sekalian. Lalu aku yang bayar full karena aku yang nempatin terus," terang Farid saat ditemui di Toko Wangi Kopi Seturan pada Kamis (1/8/2024).
Farid kemudian mengklarifikasi bahwa sejatinya harga kos miliknya tak Rp66 ribu per bulan melainkan Rp82 ribu per bulan atau Rp1 juta per tahunnya. Kekeliruan biaya ini baru ia ketahui saat sudah bikin konten dan viral di mana-mana. Namun kembali lagi, Rp1 juta per tahun untuk kos di Jogja tentu masih sangat affordable bukan?
2. Kosan berbentuk rumah klasik yang tanpa kipas pun sudah sejuk
Farid menjelaskan kalau rumah kosnya saat ini berbeda dengan kos-kos lain yang pernah ia sewa sebelumnya. Kali ini kos tersebut berupa rumah bergaya Jawa klasik yang merupakan omah tabon atau rumah warisan yang awalnya ditinggali seorang nenek, di mana tahun 2018 sang nenek meninggal kini kos beserta rumahnya diurusi anak-anaknya dengan tetap disewakan secara terjangkau.
Kos itu khusus laki-laki dengan tipe kosongan dan kamar mandi luar. Kini total penyewanya ada empat orang yang terdiri dari mahasiswa dan pekerja. Namun Farid menjelaskan kalau kamar yang ia tempati dan dua kamar lainnya berbeda baik segi harga juga fasilitas yang mana kamarnya masih berupa bentuk rumah limasan sedangkan dua lainnya lebih bergaya modern dan sudah dikeramik.
Namun sejauh ini Farid tak masalah dengan kondisi kosnya. "Sejuk banget, bahkan gak ada yang pakai kipas karena udah dingin." terangnya. Hanya perihal listrik yang satuannya masih kecil dan sinyal ponsel yang mati-nyala bikin ia sedikit kesulitan. "Bayar listrik Rp30 ribu per bulan karena masih subsidi. Tapi ya itu kwh-nya kecil jadi gampang jeglek."
Dengan teman satu kos lainnya Farid mengaku akrab. Semua laiknya teman lama dan kerap saling pinjam barang. Bahkan dengan bapak-ibu pemilik kos pun ia akrab. "Dengan sesama penghuni kos ya akrab. Bahkan gak ada yang kunci pintu karena saling percaya. Butuh pinjam barang ya udah ambil aja terus berkabar di whatsapp."
3. Alami culture shock di Jogja
Farid mengaku sejatinya ia khawatir karena kontennya viral sampai dilihat jutaan kali. Pengikutnya juga naik drastis hingga takut dikira pakai bot saking dratisnya. Ia pun menyadari bahwa sedikit banyak kontenya dapat memengaruhi orang lain sehingga harus lebih jaga sikap dan tutur kata.
Di satu sisi lain Farid mengisahkan kalau ia mengalami culture shock selama di Jogja yang menurutnya serba mahal, berbanding terbalik dengan sewa kosnya yang sangat terjangkau. Untuk sekali makan di warteg dengan lauk seadanya dan minum, ia bisa habis Rp20 ribuan sedangkan jika di Salatiga hanya setengah harga. Selain itu ia mengaku sempat kaget adanya puji-pujian setiap subuh di masjid dekat kos.
"Kalau di kos, setelah adzan subuh itu bapak-bapaknya gini 'Gusti Allah kula nyuwun ngapura'. Akhirnya kebangun gak jadi ngantuk kan, malah keinget dosa," ujarnya sambil tertawa.
4. Banyak yang ingin ikut ngekos sampai tawarkan jadi jodoh
Farid kini mendapat julukan 'Mas-mas Jawa Rp66 ribu' karena konten kosnya. Beberapa kali ia turut mengunggah kehidupan sehari-hari seperti saat sedang memasak, bersih-bersih, sampai bermain dengan kucing penunggu kos. Hal ini bikin dirinya kebanjiran komentar positif terutama dari kaum hawa.
Di antaranya adalah komentar dari @greyshiella_gracie yang mengatakan 'masnya butuh pendamping gak biar ada yang masakin?' Atau dari akun @riskyyyyy_m yang bertanya 'syarat jadi istrimu apa bang?' Komentar-komentar tersebut ditanggapinya dengan santai meski ia sendiri mengaku belum siap menikah.
Tak sedikit juga yang minta di-spill kosnya mengingat harganya yang murah meriah tersebut. Sayangnya kos yang ditempati Farid memang sudah penuh dan gak lagi menerima penyewa.
Bagaimana dengan kamu, semurah apa nih kos yang pernah kamu tempati? Apa ada yang lebih murah dari ini?
Baca Juga: 10 Momen Paling Berkesan bagi Mahasiswa Rantau di Jogja