E-Nose TB Terobosan UGM Bantu Deteksi Tuberkulosis
Kasus TB di Indonesia masih tinggi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Tanggal 24 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Tuberkulosis (TB). Sayangnya, hingga saat ini penanganan TB masih jauh dari harapan. Global TB Report (GTR) tahun 2022 melaporkan kasus TB di Indonesia diperkirakan sebanyak 960 ribu kasus baru setiap tahun.
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM yang tergabung dalam penelitian operasional kolaborasi dalam program Zero TB Yogyakarta (ZTBY) berupaya secara aktif membantu percepatan eliminasi TB tahun 2030. ZTBY juga berkolaborasi dengan Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Kulon Progo, dan Burnet Institute Melbourne Australia.
Salah satu terobosan yang dilakukan UGM, yaitu mengembangkan alat skrining TB berupa E-Nose.
1. E-Nose TB untuk skrining Tuberkulosis
Upaya penemuan kasus TB menjadi unsur penting dalam mewujudkan eliminasi TB di tahun 2030. Selama ini skrining TB paru di Indonesia dilakukan dengan pemeriksaan gejala. Hanya saja metode ini baru memiliki sensitivitas sebesar 70 persen.
Sementara, foto thorax menjadi metode skrining dengan sensitivitas yang lebih tinggi yakni sebesar 87 persen. Namun foto thorax tersebut tidak praktis untuk skiring kasus TB secara aktif dan tidak memungkinkan dibawa ke daerah terpencil.
Oleh sebab itu, inovasi metode skrining yang mudah, murah, tidak invasif, dan bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia termasuk daerah terpencil sangat diperlukan. UGM melalui Pusat Kedokteran Tropis mengembangkan tes pernapasan dengan perangkat electronic nose (E-Nose) yang memiliki potensi tinggi untuk memenuhi kebutuhan skrining TB.
“Selain berbiaya produksi rendah, perangkat ini juga mudah dibawa karena instrumen yang portabel dan hanya memerlukan sedikit daya listrik,” jelas Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM, Riris Andono Ahmad, Jumat (24/3/2023).
Baca Juga: Temuan Kasus TBC di DIY Tahun 2022, Mencapai 5.400 Penderita
Baca Juga: Deteksi TBC, Pemkot Yogyakarta Gulirkan Mobile X-Ray