Sarsaparilla, Minuman Soda Khas Yogyakarta yang Melegenda

Namun, kini minuman ini semakin tergerus zaman

Sleman, IDN Times - Tidak kalah dengan luar negeri, Indonesia juga memiliki produk minuman bersoda yang cocok untuk menghilangkan dahaga. Limun sarsaparilla merupakan salah satu minuman bersoda dari Indonesia yang dihasilkan dari tanaman sarsaparilla (Smilax ornata).

Salah satu produsen limun sarsaparilla yang masih bertahan hingga kini adalah Indo Saparella.  Hendrawan Judianto, pemilik Indo Saparella mengungkapkan, limun sarsaparilla ini merupakan salah satu minuman jadul yang sebenarnya sangat familier bagi generasi 60-an. Namun, semakin ke sini, minuman limun ini semakin sulit dicari, bahkan generasi muda banyak yang tidak mengenal minuman ini.

1. Soft drink lokal yang patut dicoba

Sarsaparilla, Minuman Soda Khas Yogyakarta yang MelegendaLimun sarsaparilla asal Yogyakarta (Instagram.com/indoaparellaofficial)

Hendrawan menjelaskan, limun sarsaparilla ini merupakan salah satu soft drink lokal yang memiliki warna hitam. Ketika diminum, sarsaparilla ini memiliki ciri khas rasa yang unik, semacam rasa balsamik. Lantaran minuman ini semacam soda, maka sangat cocok jika diminum dalam keadaan dingin.

"Kalau keharusan cara meminumnya memang tidak ada, namun bagaimana pun namanya soda kalau anget akan hilang. biasanya masuk ke pendingin, atau dengan es, karena terasa lebih menyegarkan," ungkapnya.

2. Bisa diminum siapa saja

Sarsaparilla, Minuman Soda Khas Yogyakarta yang MelegendaLimun sarsaparilla asal Yogyakarta (Instagram.com/indoaparellaofficial)

Menurut Hendrawan, karena bahan-bahan yang digunakan limun sarsaparilla berasal dari bahan alami, maka siapa saja bisa untuk meminumnya. Bahkan juga anak-anak, karena tidak mengandung pewarna buatan.

Namun, lantaran bersoda, Hendrawan tidak menyarankan minuman ini diminum oleh orang yang memiliki penyakit maag akut. Hal ini karena limun Sarsaparilla bersifat asam.

"Pembuatan minuman semua di bawah pengawasan BPOM, MUI, sangat ketat. Maka bisa juga dikonsumsi oleh anak-anak," terangnya.

Baca Juga: Mencicipi Mi Ayam Porsi Brutal Pakde Wonogiri Kulon Progo

3. Mulai kembangkan Indo Saparella sejak 2009 lalu

Sarsaparilla, Minuman Soda Khas Yogyakarta yang MelegendaLimun sarsaparilla asal Yogyakarta (Instagram.com/indoaparellaofficial)

Sebagai pencinta limun, Hendrawan sendiri mulai mengembangkan produk Indo Saparella sejak tahun 2009 lalu. Pengembangan produk ini sendiri diawali dari pengalaman pribadinya yang sudah mulai kesulitan menemukan minuman limun karena generasi pembuat limun  sudah banyak yang menua dan tidak ada regenerasi.

Awalnya, target marketing Indo Saparella sendiri hanya di rumah makan jadul dan semacamnya yang ada di Yogyakarta. Namun, karena respons pasar sangat baik, Indo Saparella sendiri sudah masuk ke toko-toko modern, baik di lokal Yogyakarta maupun beberapa kota besar lainnya.

"Sebelumnya memang pecinta limun zaman dulu. Minuman itu sudah cukup lama terpinggirkan, di Yogyakarta khususnya. Makanya kami berpikir untuk bisa melestarikan minuman ini," katanya.

4. Awalnya cukup banyak tantangan untuk mengenalkan ke pasar

Sarsaparilla, Minuman Soda Khas Yogyakarta yang MelegendaLimun sarsaparilla asal Yogyakarta (Instagram.com/indoaparellaofficial)

Hendrawan menjelaskan, meskipun respons pasar terhadap minuman limun sarsaparilla cukup baik, namun ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi di awal pemasarannya. Terutama bagi yang sebelumnya belum mengenal limun sarsaparilla.

Pernah suatu ketika di lokasi kuliner, minuman ini diletakkan di meja. Karena berwarna hitam layaknya kecap, ada pelanggan yang menganggap limun sarsaparilla kecap dan mencampurkan ke dalam makanan yang dipesannya.

"Ada konsumen yang menggunakan limun itu di makanan, dipikir kecap. Jadi ya tantangan. Namun kita tersupport dengan orang-orang yang bergerak di bidang kuliner, karena membantu menjelaskan bahwa limun bukanlah kecap, dan merupakan minuman.

Bukan hanya itu, di awal berdirinya Indo Saparella, pihaknya juga sempat mengalami kesulitan untuk bisa memasarkan ke luar kota karena banyak ekspedisi yang tidak menerima angkutan cairan, terutama juga yang berwadah kaca. Namun, seiring berjalannya waktu, produknya pun mulai dikenal dan bisa dipasarkan di beberapa kota di Indonesia.

Baca Juga: Uniknya Sate Kronyos Mak Adi Bantul, Gurihnya Menggoda Lidah

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya