Kedai Kantigeni Padukan Kopi dan Tembakau Khas Nusantara   

Nubruk, ngelinting dan nyedulur di Kantigeni Yogyakarta

Kota Yogyakarta, IDN Times - Yogyakarta layak mendapat predikat surganya tempat ngopi, hal ini disebabkan banyaknya kafe atau kedai kopi di setiap sudutnya. Salah satu kedai kopi yang berada di kawasan Timoho Kota Yogyakarta. Selain menjual kopi tubruk, kedai ini serta menyajikan tembakau dan cerutu khas Indonesia bagi pengunjungnya.

Kedai kopi ini bernama Kantigeni, artinya adalah semangat menyala dengan api, atau juga menjadi kerabat semangat itu sendiri. Kedai kopi ini cukup mudah ditemukan, tepatnya di Jalan Ipda Tut Harsono 27, Timoho, Kota Yogyakarta, atau depan pelataran D'Amor Exclusive, di sebelah utara Balai Kota Yogyakarta.

Pengelolanya merupakan dua orang millennial yang berprofesi sebagai musisi lokal, yakni Bigar dan Ridwan. Keduanya mengakui secara otodidak mulai belajar tentang kopi sejak setahun ini. Mulai dari belajar langsung dari petani, panen kopi,  roasting hingga penyajian.

1. Suguhkan kopi dari Sumatera hingga Flores

Kedai Kantigeni Padukan Kopi dan Tembakau Khas Nusantara   Kopi di Kedai Kantigeni, Timoho Yogyakarta. Instagram/ Kantigeni

Kantigeni tumbuh dan berkembang sejak setahun terakhir, dengan menyajikan jenis kopi Indonesia baik arabika, robusta dan blend dibuat kopi tubruk. Kopi dari berbagai daerah di nusantara menjadi pilihan di kedai ini, baik dari Sumatera, maupun Jawa Tengah, Jawa Timur, Flores hingga dari berbagai daerah di Indonesia.

Kantigeni memiliki suasana khas dengan kedai berbentuk joglo kecil yaitu rumah adat Jawa. Selain itu, Kantigeni kini menjadi tempatnya ngumpulnya penikmat kopi, mulai dari mahasiswa, karyawan swasta, driver online maupun pengemudi taksi plat kuning hingga musisi lokal dan media.  Bahkan sejumlah politisi, anggota dewan hingga masyarakat umum kerap mampir sekedar menikmati kopi tubruk Kantigeni. Tak hanya masyarakat di Yogyakarta dan sekitarnya, pengunjung juga berasal dari luar kota.

2. Tempat ngopi seperti di rumah sendiri

Kedai Kantigeni Padukan Kopi dan Tembakau Khas Nusantara   Kopi di Kedai Kantigeni, Timoho Yogyakarta. Instagram/ Kantigeni

Menurut Bigar, menikmati kopi di Kantigeni seperti menikmati kopi di rumah sendiri, karena terkadang orang membutuhkan privasinya saat hendak menikmati seduhan kopi.

"Kita juga memberi suasana lebih hangat dengan memutar lagu-lagu dengan kualitas audionya mirip live music. Terlebih sebagian pengunjung juga teman teman sesama musisi di Kota Yogyakarta," ujar Bigar, Rabu (26/1/2022). 

" Orang ngopi itu juga butuh kesendirian, jadi begitu kami sajikan akan kami tinggalkan sendiri agar pengunjung menikmati kopi lebih intim dengan suguhan kopinya, baru setelah pengunjung menikmati, kita akan menyapa dan menanyakan kabarnya. Kita juga memutar musik dengan genre beragam, tapi tentu saya suka rock dan blues tapi kita putarkan musik kekinian, atau instrumental biar pengunjung tidak bosen" tambah Bigar. 

 

Baca Juga: 5 Kafe Dekat Keraton Yogyakarta, Nyaman untuk Tempat Bekerja

Baca Juga: Toko Beersama, Hidden Gems di Tengah Kota Yogyakarta 

3. Sajikan makanan tradisional

Kedai Kantigeni Padukan Kopi dan Tembakau Khas Nusantara   Kopi di Kedai Kantigeni, Timoho Yogyakarta. Instagram/Kantigeni

Selain alunan musik, penikmat kopi bisa juga ngopi sambil ngemil. Nah, nikmatnya lagi jenis makanan yang disajikan memiliki muatan pangan lokal, seperti ketela, peyek, pisang goreng, mendoan, hingga lumpia.

"Temannya ngopi itu bisa dengan kesendirian, bisa dengan musik atau juga makanan cemilan, bahkan menikmati kopi itu bisa juga tergantung siapa temannya, maksudnya siapa yang diajak ngobrol," ungkap Bigar.

4. Kopi di Indonesia tak ada duanya di dunia

Kedai Kantigeni Padukan Kopi dan Tembakau Khas Nusantara   Menu makanan di Kedai Kantigeni, Timoho Yogyakarta. Instagram/ Kantigeni

Sementara itu, Ridwan menambahkan bahwa kopi Indonesia merupakan kekayaan alam yang tidak ada duanya di dunia. Keanekaragaman hayati kopi Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud sampai Sangihe menjadi kekuatan rasa yang menurutnya tidak bisa dimonopoli.

" Tak ada yang bisa memonopoli rasa yang berbeda beda, mulai dari jenis tanah kopi itu berasal, ketinggian, masa panen dan cara pengolahan pasca panen, semua hal itu memiliki ciri masing masing di setiap daerah. Bahkan jangan lupa bahwa doa para petani agar kopinya bisa dinikmati juga menjadi variabel yang menentukan kualitas kopi itu sendiri," ujar Ridwan.

5. Cerutu di Kedai Kantigeni

Kedai Kantigeni Padukan Kopi dan Tembakau Khas Nusantara   Cerutu di Kedai Kantigeni, Timoho Yogyakarta. Instagram/ Kantigeni

Kantigeni tak hanya menyajikan kopi dan cemilan, namun juga memberi pengunjung sensasi yang berbeda yakni tembakau dan cerutu. Memiliki beragam jenis tembakau, dari seluruh tanah air, Kedai Kantigeni memanjakan penikmat kopi yang juga penikmat tembakau atau cerutu.

Dari tembakau Sopeng, Temanggung, Jawa Timur, dari pekarangan, sawah maupun lereng gunung, Jawa Barat bahkan Sumatera Utara. Sekitar 230an jenis tembakau bisa dinikmati di kedai Kantigeni.

Menurut Bigar, konsep kopi dan tembakau memang menjadi impian lama. Menurutnya dua komoditas ini bisa menjadi kekuatan ekonomi Indonesia, terutama dari hilirnya yakni para petani lokal. Tembakau menurutnya adalah komoditas lokal dengan pangsa pasar global.

"Kami akan sajikan free untuk memberi kepuasan pengunjung mencoba dulu jenis tembakau yang kami punya. Nah setelah cocok kita juga melayani pembelian tembakau atau cerutu untuk dibawa pulang," jelas Bigar.

6. Tak sekedar kedai, Kantigeni berikan edukasi nglinting tembakau

Kedai Kantigeni Padukan Kopi dan Tembakau Khas Nusantara   Kedai Kantigeni, Timoho Yogyakarta. Instagram/ Kantigeni

Edukasi tentang kopi dan tembakau juga menjadi bagian dari konsep Kantigeni. Salah satunya cita rasa tembakau linting yang dihasilkan memiliki rasa yang berbeda beda. Itulah yang menjadi bagian pembelajaran kedai Kantigeni bagi setiap pengunjungnya. Menikmati tembakau selalu diawali dengan menyiapkan prosesi melinting yang memang sudah menjadi tradisi turun temurun di Indonesia.

"Melinting tembakau ini merupakan karya tangan, pelanggan selalu mencoba melinting sendiri tembakau mereka. Rasa yang didapat masing masing pengunjung bagi kami adalah karya seni. Nah biasanya kita sarankan untuk minum yang hangat seperti kopi misalnya. Jadi sangat cocok di Indonesia ini, orang sekaligua menikmati aroma kopi dan tembakau yang bersanding," ujar Bigar.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Kafe Buku di Yogyakarta untuk Pencinta Kopi dan Sastra

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya