Pordasi: Pacuan Kuda Bisa Dinikmati Semua Kalangan, Bukan Cuma Orang Kaya

- Pordasi membantah anggapan pacuan kuda hanya untuk orang kaya
- Harga tiket pacuan kuda lebih terjangkau dibanding MotoGP atau Liga 1
- SARGA.CO terus mengedukasi masyarakat bahwa pacuan kuda bisa dinikmati oleh semua kalangan
Bantul, IDN Times – Olahraga berkuda, khususnya pacuan kuda, selama ini masih kerap dianggap sebagai olahraga untuk kalangan berduit. Banyak yang menilai, olahraga ini belum bisa dinikmati masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, Ketua Umum PP Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi), Aryo Djojohadikusumo, membantah hal tersebut.
1. Pordasi maklumi anggapan pacuan kuda hanya untuk orang kaya

Menurut Aryo, pemilik kuda pacu tidak hanya berasal dari segelintir orang tajir di Indonesia. “Memang ada anggapan seperti itu, saya menyadari dan masih maklum,” katanya dalam acara Indonesia’s Horse Racing (IHR) Piala Raja Hamengku Buwono (HB) X 2025 di Lapangan Pacuan Kuda Sultan Agung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (9/11/2025).
Aryo menjelaskan, saat ini pacuan kuda bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat. Ia mencontohkan, pada gelaran Indonesia’s Horse Racing (IHR) Piala Raja Hamengku Buwono (HB) X 2025), harga tiket bervariasi. Untuk tenda VIP, tiket dibanderol hingga Rp3 juta, sementara tenda lainnya hanya Rp30 ribu.
“Bahkan saya minta kepada Sarga.Co sebagai pelaksana Indonesia’s Horse Racing (IHR) Piala Raja Hamengku Buwono (HB) X 2025 disediakan tiket gratis untuk masyarakat,” ungkapnya.
2. Membandingkan dengan olahraga lain

Ia juga membandingkan, harga tiket Rp3 juta di tenda VIP pacuan kuda tidak semahal tiket menonton MotoGP yang mencapai belasan juta, atau laga Liga 1 yang bisa mencapai ratusan ribu.
“Apa ada tiket gratis pada olahraga MotoGP atau F1? Pasti tidak ada. Tapi kalau pada pacuan kuda ada tiket dengan harga hanya Rp30 ribu dan ada yang gratis,” tutur putra Hashim Sujono Djojohadikusumo ini.
Menurutnya, biaya menjadi pemilik kuda pacu juga tidak sebesar biaya yang dikeluarkan untuk memiliki klub sepak bola, voli, atau basket di Indonesia.
“Saya kenal pemilik klub sepak bola Dewa United, ternyata kalau Dewa United kalah maka pelariannya ya ke kuda, nonton pacuan kuda,” tandasnya.
3. SARGA.CO edukasi masyarakat pacuan kuda bisa dinikmati seluruh kalangan

Sementara itu, VP Marketing & Operations Sarga.Co, Kevin Jonathan, mengatakan pihaknya terus berupaya mengedukasi masyarakat bahwa olahraga berkuda tidak semahal yang dibayangkan dan bisa dinikmati siapa pun.
“Pacuan kuda ini menjadi awal bagi Sarga.Co untuk mengemas dan memperbaharui industri ini karena pacuan kuda merupakan industri yang lama. Dengan pacuan kuda ini masyarakat lebih dekat lagi dengan industri pacuan kuda,” tuturnya.
Kevin menambahkan, sebelum Sarga.Co terjun ke industri pacuan kuda, jumlah penonton setiap gelaran hanya sekitar 5.000 orang. Kini, jumlahnya bisa mencapai 20 ribu penonton.
"Kalau ngomong mahal ya kalau beli kuda mahal, tapi kan pacuan kuda tidak harus beli kuda baru kemudian dinikmati. Cukup kita nonton saja sudah bisa menikmati," tandasnya.
















