Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Game Path of Exile Masih Layak Dimainkan pada 2025?

Apakah Game Path of Exile Masih Layak Dimainkan pada 2025?
Path of Exile (dok. GGG)
Intinya sih...
  • Meski sudah berusia lebih dari 10 tahun, Path of Exile (PoE 1) tetap relevan berkat gameplay intens, sistem build bebas, dan konten endgame melimpah.
  • Game ini didukung komunitas aktif serta developer yang berkomitmen menjaga PoE 1 meski PoE 2 sudah rilis.
  • Gratis dan fair-to-play, PoE menawarkan pengalaman ARPG menantang, cocok bagi gamer yang siap menghadapi kurva belajar curam.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi banyak gamer, Path of Exile (PoE) bukan sekadar game, melainkan pengalaman penuh tantangan yang menuntut ketekunan. Sejak pertama kali dirilis pada 2013, game garapan Grinding Gear Games (GGG) ini berhasil mencuri perhatian pecinta action RPG berkat kompleksitas sistemnya, kebebasan build karakter, serta ekosistem komunitas yang sangat hidup. Namun, dengan hadirnya Path of Exile 2 yang kini sudah masuk tahap early access, muncul pertanyaan besar: masihkah PoE 1 layak dimainkan pada tahun 2025?

Jawaban singkatnya: ya, masih sangat layak. Meski usianya lebih dari satu dekade, PoE tetap punya banyak hal yang membedakannya dari game ARPG lain, bahkan dari sekuelnya sendiri. Mari kita bahas lebih detail alasan mengapa game ini masih relevan dimainkan hingga sekarang.

1. Gameplay yang intens dan sangat memuaskan

Apakah Game Path of Exile Masih Layak Dimainkan pada 2025?
cuplikan Path of Exile (dok. GGG/Path of Exile)

Salah satu kekuatan terbesar PoE adalah gameplay-nya yang adiktif. Setiap pertempuran memberikan sensasi dopamine rush: musuh meledak menjadi puluhan item, layar dipenuhi efek visual, dan build karakter terasa semakin gila setiap kali berkembang. Dibandingkan dengan game sejenis seperti Diablo, PoE menawarkan tempo yang lebih cepat, pertarungan lebih brutal, dan variasi strategi yang jauh lebih beragam.

Sistem build juga membuat pemain terus tertantang. Bos yang tadinya mustahil dikalahkan bisa tumbang hanya dengan sedikit perubahan build. Dari necromancer yang meledakkan pasukan skeleton hingga petarung jarak dekat yang menciptakan black hole dengan tinjunya, variasi karakter terasa nyaris tanpa batas. Hal ini membuat PoE bukan hanya soal mengalahkan musuh, tapi juga seni bereksperimen dengan kombinasi build yang unik.

2. Kedalaman sistem dan customization yang tiada tanding

Apakah Game Path of Exile Masih Layak Dimainkan pada 2025?
ilustrasi Passive Skill Tree (dok. GGG/Path of Exile)

PoE dikenal dengan Passive Skill Tree yang masif, berisi lebih dari 1.300 node. Sekilas, pohon skill ini terlihat seperti peta subway yang dibuat oleh iblis, tetapi di balik kerumitan itu terdapat kebebasan luar biasa untuk membentuk karakter sesuai imajinasi. Semua kelas karakter bisa menembus batasannya, menghasilkan build yang unik dan tak terduga.

Selain itu, sistem skill gems memungkinkan pemain memodifikasi kemampuan inti. Misalnya, sebuah fireball bisa diubah menjadi proyektil bercabang, meledak berantai, sekaligus memberi efek debuff. Kombinasi ini menciptakan eksperimen tanpa akhir, yang menjadikan PoE lebih mirip laboratorium kreatif dibandingkan sekadar game RPG biasa.

3. Konten endgame yang melimpah

Apakah Game Path of Exile Masih Layak Dimainkan pada 2025?
cuplikan Path of Exile (dok. GGG/Path of Exile)

Setelah menamatkan cerita utama, pemain akan masuk ke sistem Atlas of Worlds—sekumpulan peta endgame yang bisa dimodifikasi layaknya item. Setiap map memiliki tantangan dan modifikator unik, mulai dari peningkatan ukuran musuh hingga efek “damage dealt to enemies also damages you.” Endgame ini tidak hanya sulit, tapi juga sangat bervariasi, membuat pemain betah untuk terus mengulanginya.

Selain Atlas, PoE juga memiliki mekanik League yang rutin hadir setiap beberapa bulan. Setiap League membawa fitur baru—mulai dari sistem city-building seperti Settlers of Calgar hingga mode unik Mercenaries di mana pemain bisa merekrut musuh yang dikalahkan. League bukan hanya sekadar tambahan, tetapi juga sering kali menjadi eksperimen besar yang nantinya dimasukkan ke game utama. Inilah yang membuat PoE selalu terasa segar meski sudah berumur.

4. Komunitas yang aktif dan dukungan developer berkelanjutan

Apakah Game Path of Exile Masih Layak Dimainkan pada 2025?
cuplikan Path of Exile (dok. GGG/Path of Exile)

Salah satu alasan PoE tetap relevan adalah komunitasnya yang luar biasa aktif. Forum, Reddit, hingga YouTube penuh dengan panduan build, diskusi strategi, bahkan teori crafting yang panjangnya menyerupai jurnal ilmiah. Pemain veteran kerap membantu pendatang baru, meski terkadang kompleksitas yang ditawarkan bisa terasa berlebihan.

Developer, GGG, juga berkomitmen menjaga PoE 1 meskipun PoE 2 sudah hadir. Mereka menegaskan bahwa kedua game akan berjalan berdampingan, karena masing-masing menawarkan pengalaman berbeda. PoE 2 lebih rapi dan modern, sementara PoE 1 tetap mempertahankan gaya “chaotic” yang sudah dicintai penggemarnya.

5. Gratis, fair-to-play, dan bukan pay-to-win

Apakah Game Path of Exile Masih Layak Dimainkan pada 2025?
cuplikan Path of Exile (dok. GGG/Path of Exile)

Di tengah banyaknya game live-service yang bergantung pada mikrotransaksi pay-to-win, PoE berdiri sebagai pengecualian. Game ini sepenuhnya gratis, dengan semua transaksi bersifat kosmetik atau quality-of-life (seperti Stash Tabs untuk menyortir item). Tidak ada item atau kekuatan yang bisa dibeli untuk mempermudah progres. Hal ini menjadikan PoE salah satu game paling fair di kelasnya.

Selain itu, ekonomi dalam game sepenuhnya digerakkan oleh pemain. Tidak ada gold standar; sebagai gantinya digunakan sistem barter berbasis orbs, yang bisa digunakan sekaligus sebagai mata uang dan alat crafting. Sistem ini unik, kompleks, dan menambah kedalaman dalam interaksi antar pemain.

6. Tantangan nyata yang tidak semua orang bisa nikmati

Apakah Game Path of Exile Masih Layak Dimainkan pada 2025?
cuplikan Path of Exile (dok. GGG/Path of Exile)

Meski banyak kelebihan, harus diakui bahwa PoE bukan game untuk semua orang. Kurva belajarnya curam, antarmukanya kompleks, dan performa game kadang masih mengalami kendala di awal perilisan League. Pemain baru bisa merasa kewalahan dengan banyaknya sistem yang ditumpuk di atas satu sama lain.

Namun, bagi mereka yang bisa melewati fase awal yang brutal ini, PoE menghadirkan kepuasan yang sulit ditandingi. Rasanya seperti menaklukkan gunung yang curam: sulit, penuh rintangan, tapi puncaknya begitu indah.

Jadi, apakah Path of Exile masih layak dimainkan di tahun 2025? Jawabannya jelas ya. Dengan gameplay adiktif, sistem customization yang dalam, konten endgame melimpah, komunitas aktif, dan dukungan developer yang berkelanjutan, PoE tetap menjadi salah satu ARPG terbaik di pasaran.

Walaupun PoE 2 sudah hadir, PoE 1 menawarkan pengalaman berbeda yang lebih cepat, lebih “liar”, dan penuh kebebasan kreatif. Game ini bukan untuk semua orang, tapi bagi mereka yang siap menghadapi tantangan, Path of Exile bisa menjadi salah satu pengalaman gaming paling rewarding yang bisa didapatkan secara gratis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest News Jogja

See More

Apakah Game Path of Exile Masih Layak Dimainkan pada 2025?

28 Sep 2025, 12:04 WIBNews