Ganjar Pranowo Ingatkan Sekolah Tinggi  harus Mengerti Etika

Dalam orasinya, Ganjar mengaku warga Kulon Progo dan Yogyakarta lebih memilih pendidikan gratis daripada makan gratis. Sebab salah salah peserta kampanye yang diberi kesempatan menyatakan keinginannya tentang pendidikan gratis.

"Alasan Ny Lilik patut disyukuri, karena ia lebih memilih memikirkan keluarga daripada sekedar makan gratis. Memang 12 tahun anak-anak harus bisa mengenyam pendidikan gratis," katanya.

Ganjur dalam orasinya juga bercerita, setelah lulus bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan harapan, satu keluarga bisa menjadi sarjana. Apabila ini tercapai, keluarga akan lebih sejahtera.

Ganjar berpesan, sekolah yang tinggi jangan hanya sekedar pintar, tapi juga harus diimbangi dengan budi pekerti, sehingga bisa menghargai orang dan tidak asal nunjang-nunjang (nabrak-nabrak).

''Jujur saja selama saya belajar atau kuliah di Yogyakarta, diajari tentang sopan-santun, unggah-ungguh dan etika. Itulah pentingnya pendidikan, karena sejatinya sekolah atau kuliah tidak hanya pintar atau pandai saja, tapi juga harus tahu unggah-ungguh, toto kromo sehingga bisa menghargai orang," ujarnya.

Sementara itu Sekretaris DPC PDI Perjuangan Hanung Raharjo mengatakan ribuan peserta kampanye dari Kabupaten Bantul yang berangkat dengan menggunakan puluhan bus dan sepeda motor tetap setia menunggu kedatangan Ganjar Pranowo untuk mendengarkan orasi capres yang diusung oleh PDI Perjuangan.

"Kita tetap setia meski, Pak Ganjar datang terlambat. Ini bentuk loyalitas kita kepada PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar-Mahfud. Kita berangkat pagi, pulang malam demi kemenangan Ganjar-Mahfud di Jogja," katanya.