Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Diskon Tarif Listrik Picu Inflasi 1,25 Persen, Ini Penjelasan BI DIY

Ilustrasi kegiatan yang membuat tagihan listrik naik (pexels.com/Burak The Weekender)
Intinya sih...
  • Kebijakan diskon tarif listrik dari pemerintah berimbas pada inflasi di DIY, mencapai 1,25% secara bulanan.
  • Normalisasi tarif listrik pascaberakhirnya diskon dari PLN berdampak pada kelompok perumahan, air, listrik, dan BBRT.
  • Kenaikan harga emas perhiasan dan komoditas pangan seperti bawang merah dan cabai rawit turut memicu inflasi di DIY.

Yogyakarta, IDN Times - Kebijakan diskon tarif listrik dari pemerintah berimbas pada inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY mencatat inflasi DIY pada Maret 2025 mencapai 1,25 persen secara bulanan.

Kepala KPw BI DIY Ibrahim menjelaskan inflasi terutama terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) seiring normalisasi tarif listrik pascaberakhirnya diskon dari PT PLN (Persero) selama Januari-Februari 2025.

"Diskon 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya hingga 2.200 VA tidak lagi diberlakukan pada Maret, sehingga tarif kembali normal," ujar Ibrahim dalam keterangannya pada Rabu (9/4/2025).

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), secara tahunan inflasi DIY tercatat sebesar 0,52 persen (year on year/yoy). Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul mencatat inflasi bulanan masing-masing sebesar 1,29 persen dan 1,24 persen.

1. Dua kelompok pelanggan terpengaruh normalisasi tarif

Ilustrasi kegiatan yang membuat tagihan listrik naik (pexels.com/Markus Spiske)

Menurut Ibrahim, dampak normalisasi tarif listrik ini dirasakan oleh dua kelompok pelanggan. Untuk pelanggan prabayar, pembelian token listrik pada Maret sudah tidak mendapatkan potongan harga.

“Sementara bagi pelanggan pascabayar, tagihan pada Maret mencerminkan penggunaan Februari yang sebelumnya masih didiskon,” ungkapnya.

2. Harga emas juga picu inflasi

Produk emas batangan (logam mulia) yang dijual toko emas. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Selain dampak tarif listrik, inflasi Maret juga dipicu kenaikan harga emas perhiasan serta komoditas pangan seperti bawang merah dan cabai rawit, yang meningkat jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1446 H.

“Tekanan inflasi dari kelompok makanan tertahan oleh deflasi beberapa komoditas sayuran seperti buncis, tomat, dan kacang panjang,” ungkapnya.

3. TPID optimistis inflasi di DIY terkendali

Ilustrasi inflasi (pixabay.com/Alexandra_Koch)

Ibrahim optimistis inflasi DIY tetap terkendali dalam kisaran target nasional 2,5±1 persen pada 2025.
KPw BI DIY bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat sinergi pengendalian inflasi melalui berbagai program, termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan MRANTASI.

"Kami juga mendukung inisiasi pembentukan sistem logistik daerah oleh PT Taru Martani dan mendorong penguatan kerja sama antar daerah untuk menjamin kelancaran pasokan," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us