Di Balik Kopdes Merah Putih: Pedagang Tergusur, Cari Pupuk Sukar

- Usaha Suparjilah di ruko sempat berkembang pesat, namun terpaksa angkat kaki karena direnovasi menjadi gerai Koperasi Desa Merah Putih.
- Lapak lima warga lainnya juga tergusur untuk digunakan sebagai gerai KDMP, membuat hidup mereka makin tak menentu.
- Gerai pupuk bersubsidi di KDMP Bangunharjo tutup, membuat petani ikut bingung dan kesulitan memenuhi kebutuhan pupuk mendesak.
Bantul, IDN Times - Suparjilah (57) tampak sibuk merapikan dagangan berupa sayuran dan jajanan pasir di warung semi permanen miliknya. Warung itu berdiri di teras sebuah ruko beratap seng milik KUD Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, yang terletak di Jalan Parangtritis KM 5, Padukuhan Druwo.
Sesekali, perempuan berhijab yang mengenakan pakaian sederhana itu melirik ke arah bangunan ruko di sebelah selatan warungnya. Bangunan tersebut dulunya ia sewa untuk berjualan sembako, tetapi kini diminta kembali oleh KUD Bangunharjo untuk dijadikan gerai Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
1. Usaha Suparjilah di ruko sempat berkembang pesat

Suparjilah mengatakan, bangunan KDMP tersebut terdiri dari lima ruko dan satu kantor KUD yang kini telah direnovasi. Tembok dan pintu ruko dicat dengan warna merah dan putih, menyerupai bendera Indonesia.
"Saya dulu sewa ruko nomor dua dari selatan untuk jualan sembako, dengan biaya sewa ke KUD Bangunharjo Rp4 juta per tahun," ungkapnya, Kamis (7/8/2025).
Usahanya yang semula hanya menjual sayuran dan jajanan pasar selama empat tahun berkembang menjadi toko kelontong yang cukup lengkap, dari sembako hingga bensin eceran.
"Lokasi ini sangat strategis, jadi pembelinya ramai. Bahkan saya bisa buka 24 jam dengan keuntungan bersih jutaan rupiah setiap bulan," ujarnya sambil tersenyum pahit.
Namun, kondisi itu berubah sejak Presiden Prabowo menggenjot program unggulannya, Koperasi Desa Merah Putih. Pemerintah Kalurahan Bangunharjo memutuskan menyulap ruko milik KUD menjadi gerai koperasi, sehingga Suparjilah diminta segera angkat kaki dari tempat usaha yang sudah ia sewa.
"Saya sebenarnya ingin memperpanjang kontrak ruko milik KUD, tapi ditolak oleh Pemerintah Kalurahan Bangunharjo. Saya diminta segera pindah karena bangunan akan direnovasi untuk gerai dan kantor KDMP Bangunharjo," ujar warga Padukuhan Panggungharjo, Kapanewon Sewon ini.
"Saya diminta pindah begitu saja tanpa ada solusi tempat usaha lain yang bisa disewa. Tapi saya minta izin untuk menggunakan teras ruko milik KUD yang tidak dipakai KDMP, dan akhirnya diizinkan oleh Pemerintah Kalurahan Bangunharjo untuk berjualan sementara," tambahnya.
2. Lapak tergusur, hidup makin tak menentu

Tak hanya Suparjilah, lima warga lainnya yang menyewa ruko milik KUD Bangunharjo juga harus angkat kaki. Mereka sebelumnya membuka usaha salon, fotokopi, reparasi barang elektronik, hingga warung pecel lele. Semua ruko tersebut kini akan digunakan sebagai gerai Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
"Jadi ada lima orang yang menyewa ruko milik KUD Kalurahan Bangunharjo dan semuanya harus segera pindah," tuturnya.
Suparjilah mengaku tidak mengetahui pasti nasib keempat penyewa lainnya. Sejumlah alat usaha masih disimpan di salah satu ruko milik KUD yang belum dipakai untuk gerai KDMP.
"Itu di dalam ruko masih ada perabotan milik penjual pecel lele yang ditinggal begitu saja. Kalau barang-barang milik usaha salon dan fotokopi sudah dibawa pulang ke rumah masing-masing," jelasnya.
Ia pun mengaku kecewa dengan kebijakan Presiden Prabowo melalui program KDMP, yang seharusnya bertujuan menyejahterakan rakyat, namun justru membuat dirinya dan empat warga lainnya kehilangan sumber penghasilan. Sementara itu, gerai KDMP yang baru diresmikan justru jarang buka dan membuat warga kecewa karena kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok seperti gas melon dan pupuk bersubsidi.
"Dari pagi hingga menjelang siang, sudah banyak warga yang datang ke KDMP untuk beli gas melon, sembako, hingga pupuk, tapi harus pulang lagi karena gerainya tutup," ujarnya.
3. Gerai pupuk bersubsidi di KDMP Bangunharjo tutup, petani ikut bingung

Sementara itu, Sudriarto (65), warga Padukuhan Tarudan, Kalurahan Bangunharjo, mengaku sudah dua hari berturut-turut mendatangi gerai KDMP di Bangunharjo untuk membeli pupuk, namun selalu mendapati ruko dalam keadaan tutup. Padahal, kebutuhan pupuknya mendesak.
"Dua hari ini saya datang ke KDMP Bangunharjo untuk beli pupuk, namun rukonya tutup terus. Padahal kebutuhan pupuk itu mendesak," ungkapnya.
Ia bercerita, sebelumnya membeli pupuk bersubsidi di penyalur pupuk di Padukuhan Gandok, namun kini diarahkan untuk membelinya lewat KDMP Bangunharjo.
Nenek 65 tahun ini pun mengaku bingung dengan sistem baru tersebut. Jika dulu bisa dengan mudah membeli pupuk bersubsidi, kini justru semakin sulit karena harus lewat gerai KDMP yang tidak buka setiap hari.
"Kok semakin ribet ya, mau beli pupuk bersubsidi saja susah. Kalau beli pupuk non subsidi saya ndak kuat, harganya mahal banget," tandasnya.