Sleman, IDN Times - Pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) perlu didukung dengan ketersediaan energi listrik yang sangat besar.
BATAN yang memiliki memiliki teknologi nuklir berharap kebutuhan energi listrik di ibu kota baru nantinya bisa disuplai oleh Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Kepala BATAN, Anhar Rizal mengatakan pihaknya pernah berdiskusi dengan Pemda Kaltim untuk memanfaatkan PLTN sebagai sumber energi listrik bagi daerah yang kaya tambang tersebut. BATAN pun sudah melakukan studi awal tapak di Kalimantan Timur dan Barat. Bahkan, rumah sakit di Samarinda telah memanfaatkan tenaga nuklir untuk pengobatan.
"Jadi kalau energi nuklir untuk listrik mudah-mudahan masyarakat di sana tidak asing dan bisa menerimanya dibandingkan daerah lainnya di Indonesia," katanya di Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) BATAN di Yogyakarta, Kamis (29/8).
Meski demikian, lanjut Anhar, belum ada pembicaraan lebih jauh tentang pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik di Kaltim. Namun jika nantinya akan menggunakan energi nuklir untuk listrik, pihaknya mengaku siap untuk melakukan transfer teknologi ke lokasi, termasuk mempersiapkan sumber daya manusianya.
"Saat ini di negara G-20 hanya Indonesia yang belum memiliki PLTN. Negara lain berusaha memaksimalkan energi yang berasal dari fosil, energi baru terbarukan dan nuklir yang merupakan energi baru yang bersih," ujarnya.
Anhar menambahkan keberadaan STTN BATAN menjadi salah satu jawaban untuk menjawab kebutuhan SDM untuk membangun PLTN sebagai energi bersih di ibu kota yang berkonsep forest city itu.
"STTN juga memiliki PLTN mini yang saat ini energi listriknya bisa dimanfaatkan di lingkungan STTN sendiri dan sangat aman meski usainya sudah puluhan tahun," katanya.