TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

SUMONAR 2020 Kembali Digelar di Tengah Keterbatasan Akibat Pandemik

Digelar pada tanggal 5–13 Agustus 2020

Atraksi video mapping di Panggung Krapyak. Tangkapan layar sumonarfest.com

Yogyakarta, IDN Times - Festival Seni Cahaya, SUMONAR kembali diselenggarakan pada tanggal 5 hingga 13 Agustus 2020 mendatang.

Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, gelaran tahun ini menyesuaikan situasi pandemik COVID-19, namun masih dengan semangat dan harapan yang sama.

Baca Juga: SUMONAR 2019: Saat Kota Yogyakarta Bercerita Lewat Seni Video Mapping

1. Mantra Lumina

Dok. Sumonarfest.com

Tema yang diusung adalah 'Mantra Lumina', merupakan gabungan dari dua kata. Di mana Mantra berarti doa atau harapan, sementara Lumina adalah istilah lain dari cahaya.

Mantra Lumina dalam hal ini dapat diartikan sebagai reaksi atas situasi pandemik global. Lewat karya seni cahaya membuat gerakan perlawanan dengan cara menghidupkan harapan positif, sekaligus mengeksplorasi berbagai persilangan peradaban, pengaruh budaya media dan teknologi.

2. Atraksi daring

Seni projection mapping dalam SUMONAR 2020. Dok. Humas Pemda DIY

Program Director of SUMONAR 2020 Ishari Sahida menerangkan, festival tahun ini terdiri dari dua kategori. Yakni, Interactive Light Art Installation dan Architectural Projection Mapping.

"Pada bagian installation atau pameran, seniman berkarya secara daring. Jadi, karya mereka dipamerkan secara daring baik dari rumah maupun studio masing-masing," kata Ishari yang karib disapa Ari Wulu.

Sajian video mapping tahun ini tak lagi diproyeksikan di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Cagar budaya di Panggungharjo, Sewon, Bantul, kini yang jadi kanvas para seniman.

"Akan kami proyeksikan ke Panggung Krapyak," ungkapnya.

Karya-karya visual para seniman bisa diakses via website resmi di www.sumonarfest.com.

Salah satu yang bisa disaksikan adalah video mapping Monument of Hope (MoH) yang ditembakkan ke fasad Panggung Krapyak. Video berdurasi 22 menit itu merangkum karya 30 seniman Indonesia dan mancanegara terpilih. Ini adalah program open-call di SUMONAR 2020.

3. Libatkan seniman 10 negara

Seni projection mapping dalam SUMONAR 2020. Tangkapan layar dari sumonarfest.com

Kata Ishari, event kali ini setidaknya melibatkan para seniman dari 10 negara, termasuk Indonesia. Lainnya, yakni Thailand, Jepang, Tiongkok, Macau, Jepang, Spanyol, Jerman, Polandia, Bulgaria, dan Chile.

Mereka yang meramaikan SUMONAR 2020 dari kategori Interactive Light Art Installation antara lain, Achmad Krisgatha, Convert.id, Eldwin Pradipta, HONF, Klego Lighting Terror, Ari Dykier, Elektrick.me dan lain-lain.

Dari kategori Architectural Projection Mapping, ada Fanikini, Furyco, Kevin Rajabuan, Lepaskendali Labs, Vulture Syndicate, Angel Sandimas, From Object to Studio, John Tettenborn, serta Sunnana inc.

"Seniman di kategori mapping total ada 21," ungkap Ari.

4. Bangkit dari keterpurukan

Sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam SUMONAR 2020. Dok. Humas Pemda DIY

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X secara resmi membuka SUMONAR 2020 secara virtual melalui laman sumonarfest.com.

Ngarsa Dalem mengapresiasi inisiatif generasi muda yang terus bergerak meski serba terbatas karena pandemi COVID-19.

"Festival ini yang pertama dan satu-satunya di Indonesia, yang diikuti seniman nasional merupakan internasional ini, menjadi momentum tepat untuk kerja kreatif seniman Indonesia agar lebih dikenal karya seni digitalnya di tingkat dunia," kata Ngarso Dalem.

Selain promosi ke tingkat dunia, agenda ini jadi ruang bagi para kreator digital untuk bangkit dengan menampilkan karya-karya atraktif dan interaktif.

"Saya selalu mengapresiasi dan memberi pengayoman disertai dukungan atas kerja-kerja kreatif, utamanya oleh anak-anak muda. Dan terutama di saat ini guna membangkitkan semangat inovatif dan inisiatif dalam usaha bersama mengatasi dampak pandemi COVID-19," tutupnya.

Baca Juga: Sudah Diverifikasi, Sejumlah Tempat Karaoke di Sleman Mulai Buka

Berita Terkini Lainnya