TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sidoarum Kena Tol, Kantor Kelurahan Langsung Didatangi Sales Mobil

Ini bocoran nilai ganti rupi per meter 

Ilustrasi jalan tol. (ANTARA FOTO)

Intinya Sih...

  • Seluas 5,15 hektare lahan di Kelurahan Sidoarum, Sleman terkena pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Seksi 3 Yogyakarta-Kulon Progo.
  • Pemilik lahan terdampak tol didatangi sales kendaraan dan perumahan untuk menawarkan produknya, tetapi ditolak oleh Lurah Sidoarum.
  • Lurah Sidoarum berpesan agar masyarakat bijak dalam menggunakan uang ganti rugi untuk membeli tanah atau diwariskan ke anak-anak sebagai deposito.

Sleman, IDN Times - Sebanyak 109 bidang tanah atau total seluas 5,15 hektare lahan di dua padukuhan Kelurahan Sidoarum, Godean, Sleman dipastikan terkena pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Seksi 3 Yogyakarta-Kulon Progo.

Besarnya perkiraan nilai uang ganti rugi (UGR) kepada pemilik lahan terdampak tol tak pelak membuat wilayah tersebut langsung didatangi sejumlah sales kendaraan hingga perumahan.

 

 

1. Sales mobil dan perumahan datangi lurah

Lurah Sidoarum, Hety Pujiastutik mengatakan, dirinya sempat didatangi beberapa sales yang meminta izin untuk menawarkan produknya di kelurahan. Para sales, menurut Hety, berdatangan sewaktu tahapan ganti kerugian bergulir. Hety pun menolak karena tawaran diberikan di area kantor kelurahan.

"Datang saja ke rumahnya (warga terdampak tol), monggo ditawarkan tapi kalau ke (kantor) kelurahan, saya tidak boleh," ungkap Hety, Kamis (1/8/2024).

Hetty secara tegas menyatakan bahwa tahap musyawarah penetapan bentuk ganti kerugian pengadaan tanah sampai pembayaran uang ganti rugi, area kantor kelurahan bersih dari sales. "Saya tidak mengizinkan. Nanti nyuwun sewu saya dikira kerja sama, dikira mendapatkan," sambungnya.

2. Warga diingatkan untuk membeli tanah kembali

Ilustrasi sertifikat tanah yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional. (IDN Times/Dicky)

Hety tak memaksa para warga terdampak untuk menggunakan uang ganti rugi untuk keperluan tertentu. Dia berpesan agar masyarakat bijak dan tidak berperilaku konsumtif, dan menyarankan warganya memanfaatkan uang ganti rugi untuk membeli tanah.

"Kecuali mereka yang mungkin memang sudah punya banyak tanah maupun memiliki hunian tetap lainnya, segera dicarikan tanah lagi. Apalagi itu tanah dari warisan, kalau bisa membali ke tanah. Kalau tanahnya sudah banyak monggo atau diwariskan ke anak-anaknya sebagai deposito monggo," lanjutnya.

Baca Juga: 'Kehabisan' Lahan, Proyek Tol Jogja-Solo di Sleman Tersendat

Berita Terkini Lainnya