Butet Kertaradjasa: Malioboro Pedestrian Lebih Sering Lebih Bagus
Cara Cerdas Maknai Kebudayaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Sederet pagelaran seni dan budaya yang yang diselenggarakan saat Malioboro semi pedestrian, Selasa (23/7), sukses menghipnotis pengunjung. Bukan cuma warga biasa saja yang dibuat kagum, seniman Butet Kertaradjasa ikut terpesona.
Baca Juga: Konten Atraksi Seni Budaya di Malioboro Bakal Disaring Ketat
1. Butet terkagum-kagum
Datang bertiga bersama cucu dan istrinya, putra Bagong Kusudiardja itu mengaku dirinya terhibur dengan apa yang dilihatnya.Dia pun berpendapat momen seperti ini sayang jika di gelar satu bulan sekali.
"Ini semacam memberi kesempatan Malioboro bernapas. Bisa merekatkan relasi sosial antar anggota masyarakat. Sehingga Malioboro tidak hanya tampil dalam wajah ekonomi, tapi dalam wajah budaya," katanya.
Kegiatan ini baginya sangat penting dalam pengembangan aspek kebudayaan Kota Yogyakarta yang selama ini selalu mengagungkan dirinya sebagai Kota Kebudayaan. Panggung seni dan budaya bisa dijadikan penguat identitas tersebut.
"Ini satu strategi yang sangat cerdas bagaimana memaknai sebuah kota. Dan ini mungkin kelak tak hanya di Malioboro saja , tapi di sudut-sudut kota yang lain bisa dilakukan hal seperti ini," imbuhnya.
Bahkan, lanjutnya, menjadi sangat positif tatkala anak muda bisa ikut tertarik dengan berbagai macam kesenian tradisional yang mungkin belum pernah mereka dengar sebelumnya.
"Bagus banget karena sekarang anak-anak millennial menonton tarian kapi-kapi, jathilan dan ikut menari meskipun mereka tak bisa menari, tapi mereka penuh percaya diri ikut menari, ikut main alat musik, itu suatu kegembiaran yang otentik," tandas Kakak Djaduk Ferianto itu.
Baca Juga: Jalan Longsor, Dua Kendaraan Jatuh ke Galian Underpass Kentungan