TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Beredar Formulir Puskesmas Dengan Pilihan 5 Jenis Kelamin

Berikut penjelasannya

Dok. Istimewa

Yogyakarta, IDN Times - Foto kertas formulir pendaftaran pasien baru di Puskesmas Umbulharjo, Kota Yogyakarta menjadi viral. Gara-garanya dalam formulir tersebut ada lima jenis kelamin dalam isian kertas untuk pendaftaran pasien tersebut.

Jenis kelamin itu perempuan, laki-laki, transgendered, transexed, serta intersexed.

Baca Juga: Christine Hallquist, Transgender Pertama yang Terpilih Jadi Gubernur

1. Pengakuan pengunggah

IDN Times/Tunggul Kumoro

Dalam kertas itu, tercantum nama Yuda Wicaksana Putra. Dia dihadirkan dalam sesi jumpa pers bersama pihak terkait di Kantor Diskominfo Yogyakarta, Komplek Balai Kota, Jumat (9/8).

Dirinya mengakui telah mengunggah formulir miliknya tersebut ke akun facebook pribadinya.

"Kalimatnya (caption) "Saya kan menulis 'saya kira jenis kelamin itu cuma dua saja, tapi ternyata sekarang ada lima pilihan'. Jadi sebenarnya itu hanya pertanyaan saja, gak ada apa-apa. Saya hanya ingin tahu, yang tiga itu apa," ujarnya.

Sambil meminta maaf kepada tiap pihak dirugikan, dia mengaku tak berniat sama sekali mengangkat isu sensitif. Hanya ingin mengerti lebih jauh tentang gender saja.

2. Klarifikasi dan penjelasan Pemkot Yogyakarta

pexels.com/@rawpixel

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Fita Yulia, tak membantah jika formulir itu milik salah satu dari 18 puskesmas yang ada di Kota Gudeg, yaitu Puskemas Umbulharjo II.

Fita menegaskan hal itu merupakan kesalahan karena seharusnya isi dari kertas itu sifatnya rahasia atau bukan formulir identitas diri biasa.

Dia mengatakan, formulir itu biasanya dipakai pada tahapan berikutnya yang lebih terinci soal kondisi kesehatan pasien. "Pasien baru itu dalam konteks di dokternya (yang akan memeriksa), bukan di pendaftarannya," jelas Fita.

Menurutnya, opsi tambahan pada jenis kelamin ini berkaitan dengan kondisi kesehatan pasien. Sama halnya ketika seseorang diminta mengisi riwayat kesehatan diri atau relasi demi menentukan upaya apa yang diambil oleh tim medis.

"Misalnya kita bicara faktor kanker Ca Mammae (Kanker Payudara). Kenapa harus ditanyakan, 'ibunya Ca Mammae, ada yang kena ini, simbahnya mungkin'. Ada predisposisi," paparnya.

"Ada sesuatu yang kita butuhkan untuk kepentingan intervensi masalah kesehatan," lanjut dia.

Baca Juga: Toleransi dari Kacamata Kanzha, Seorang Transgender

Berita Terkini Lainnya