TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Varietas Cabai Rawit dari Petani Kalasan, Lebih Besar dan Pedas

Benih masih terus dikembangkan

Panen cabai Prima Agrihorti di Kalasan. IDN Times/Siti Umaiyah

Sleman, IDN Times - Petani Kalasan bersama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta mengembangkan cabai rawit varietas baru bernama Prima Agrihorti.

Cabai yang diklaim lebih pedas dan ukurannya lebih besar daripada cabai rawit biasa ini dikembangkan di lahan seluas 2.000 meter di Desa Karang Kalasan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta.

Baca Juga: Sebelum Kemarau, Petani Sleman dan Bantul Didorong Segera Tanam Padi 

1. Cabai rawit ditanam dengan sistem tumpang sari

Panen cabai Prima Agrihorti di Kalasan. IDN Times/Siti Umaiyah

Janu Riyanto, Ketua Forum Petani Kalasan menjelaskan, dari segi buah, Prima Agrihorti ini lebih banyak jika dibandingkan dengan cabai di pasaran. Satu pohon bisa menghasilkan 300-an buah cabai.

Dia menjelaskan, sedangkan sistem tanam yang diterapkan adalah sistem tumpang sari cabai rawit dengan bawang merah.

"Ini varietas baru, dari segi buah banyak, lebih besar dan lebih pedas dari cabai lokal. Akan terus kita kembangkan dan lakukan pembenihan khusus," ungkapnya pada Selasa (21/7/2020).

2. Dua lokasi yang dijadikan titik pengembangan

Panen cabai Prima Agrihorti di Kalasan. IDN Times/Siti Umaiyah

Kepala BPTP Yogyakarta, Soeharsono mengatakan, saat ini pihaknya tengah menggencarkan pengembangan benih di bidang pertanian. Dia menerangkan, untuk DIY ada dua lokasi yang menjadi pengembangan benih Prima Agrihorti, yakni di lahan pasir Bugel, Kecamatan Panjatan dan Bulak Karang Kalasan, Kalasan.

"Ini bagian dari inovasi teknologi. Kami berkolaborasi dengan komunitas tani, Balitsa, BPSB, DP3 Sleman, bersama peneliti dan penyuluh sama-sama mengembangkan benih unggul holtikultura," terangnya.

Baca Juga: Panen Berlimpah, Petani Bawang Merah di Sleman Raup Keuntungan  

Berita Terkini Lainnya