Suasana Barak Ramai, Orang Tua dan Anak Mengeluh Tak Bisa Belajar
Relawan diterjunkan untuk mendampingi anak belajar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Status Gunung Merapi menjadi siaga memaksa warga yang termasuk dalam kelompok rentan harus mengungsi di barak pengungsian. Anak-anak termasuk salah satu yang termasuk dalam kelompok tersebut.
Bertempat di barak pengungsian Banjarsari, anak-anak tetap harus belajar dan bersekolah. Meskipun jaringan internet telah disiapkan, namun suasana gaduh membuat anak kurang bisa berkonsentrasi.
Salah satu pengungsi asal Kalitengah Lor Wahyu Nur Eksani mengaku kesulitan saat mendampingi dua anaknya belajar. Perempuan berusia 28 tahun ini harus terus-menerus mendampingi anaknya yang duduk di bangku SD.
Baca Juga: Polemik di Pengungsian Merapi: Pilih-pilih Makanan hingga Agama
1. Konsentrasi belajar sering terganggu
Wahyu menjelaskan anak pertamanya yang bernama Ulfah Khoirunnisa duduk di bangku kelas 3 SD Muhammadiyah Cepitsari. Anak perempuannya yang beruur 9 tahun, seringkali hilang konsentrasi ketika belajar karena suasana gaduh. Selain itu, banyaknya teman sebaya yang juga mengungsi terkadang membuat anaknya lebih memilih bermain daripada belajar. Hal yang sama dialami anak keduanya, Naufal yang masih berusia 7 tahun.
"Jadi sering main-main," ungkapnya pada Selasa (10/11/2020) di barak pengungsian Banjarsari.
Untuk mengatasi hal tersebut, dirinya mulai menentukan jadwal belajar bagi masing-masing anaknya agar keduanya bisa mendapatkan pendampingan dengan baik. Untuk pagi hingga siang hari dirinya akan fokus mendampingi Ulfah belajar dan membiarkan Naufal bermain. Sedangkan saat siang hingga sore hari, waktu pendampingan belajar dilakukan untuk Naufal yang sekolah di kelas 1 SD.
Baca Juga: Miskin Gas, Jadi Sebab Magma Gunung Merapi Tak Kunjung ke Permukaan