Mahasiswa UNY Ubah Sampah Plastik Jadi Cop Busi Minim Resistensi
Plastik cop busi harus kuat tahan hingga 2.500 volt
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam Psychoplast Research Team UNY berhasil mengubah sampah plastik menjadi cop busi yang minim resistansi. Sekelompok mahasiswa tersebut terdiri dari Bima Agung Setyawan prodi Pendidikan Teknik Mesin, Aji Nur Wijaksono dari Prodi Pendidikan Fisika, Fannisya Aulya Iskandar, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan Afkari Zulaiha Rahmadian, mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi.
Bima menjelaskan, cop busi merupakan sebuah komponen mesin kendaraan bermotor berbahan dasar plastik atau karet yang fungsinya untuk mengalirkan arus listrik dari ignition coil (koil) ke spark plug (busi) pada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine). Komponen ini merupakan komponen yang bersifat detachable, yakni dapat dipasang atau dilepas.
“Kami memilih sampah plastik jenis HDPE (High Density Polyethylene) karena memiliki temperatur leleh yang paling tinggi di antara jenis plastik lain dan plastik jenis ini masih jarang untuk didaur ulang,” ungkapnya.
Baca Juga: Bantu Variasi Pengajaran Guru, Mahasiswa UNY Kembangkan Funteach
1. Plastik bahan cop busi harus kuat tahan tegangan hingga 2.500 volt
Menurut Bima, pada mesin kendaraan bermotor bakar, diperlukan sistem pengapian yang berfungsi memberikan arus listrik sebesar 2.500 volt sebagai penyuplai percikan api ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Koil pengapian merupakan alat untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt pada baterai menjadi 15 ribu sampai 25 ribu volt, kemudian dialirkan ke elektroda busi melalui kabel dan sebuah konektor cop busi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara pada akhir langkah kompresi.
“Plastik yang digunakan untuk cop busi harus kuat menahan tegangan sebesar itu," terangnya.