TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

lnovasi Bio Handsanitizer Teknologi Nano Besutan Dosen UGM

Tidak mengandung alkohol, lho

Handsanitizer besutan dosen UGM. IDN Times/Siti Umaiyah

Sleman, IDN Times - Merebaknya virus corona yang dikenal sebagai COVID-19 beberapa saat terakhir membuat ketersediaan hand sanitizer di pasaran semakin langka. Hal tersebut membuat dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Ronny Martien, memperkenalkan hand sanitizer spray nanopolimer berbahan herbal yang sudah dia teliti sejak setahun lalu.

Ronny menjelaskan, hand sanitizer buatannya diharapkan bisa menjadi pilihan bagi masyarakat untuk menggunakan hand sanitizer yang lebih ramah lingkungan dan memanfaatkan kekayaan lokal.

Baca Juga: Corona Masuk Indonesia, Jumlah Ketersediaan Masker di Sleman Terbatas

1. Bahan belum termanfaatkan dengan baik

Handsanitizer besutan dosen UGM. IDN Times/Siti Umaiyah

Ronny menerangkan, bahan baku utama dari handsanitizer besutannya yakni daun sirih hijau, yang mana bahan ini sendiri selama ini belum bisa termanfaatkan dengan baik. Menurutnya, daun sirih hijau dipilih sebagai bahan baku karena memiliki aktivitas antibakteri yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Staphylococcus auerus dan Escherichia coli.

"Selain itu, penggunaan antibiotik sintetik banyak menimbulkan resistensi bakteri, sehingga diperlukan fromulasi dari bahan alami seperti daun sirih hijau," ungkapnya saat jumpa pers di Fortagama UGM pada Selasa (10/3).

2. Dibuat dengan teknologi nano

Handsanitizer besutan dosen UGM. IDN Times/Siti Umaiyah

Menurut Ronny, pengembangan produk yang dinamai Spray Nanopolimer Infusa Daun Sirih dibuat dengan menggunakan teknologi nano. Formulasi dalam bentuk nanopartikel dilakukan karena daun sirih hijau memiliki kelarutan yang relatif rendah dalam air. Dengan fromulasi nanopartikel mampu meningkatkan sistem penghantaran obat dan kestabilan zat aktif dalam infusa daun sirih.

"Karakteritik formula memiliki ukuran partikel 246,9 nm dengan efisiensi penjerapan sebesar 23,36 persen. Diameter zona hambat sediaan nanopolimer terhadap bakteri Staphylococcus auerus dan Escherichia coli sebesar 7,85 mm dan 9,61 mm," terangnya.

Baca Juga: Menurut WHO, Ini 7 Tips Mencegah Virus Corona Menyebar di Tempat Kerja

Berita Terkini Lainnya