Imbauan Tidak Mudik, PSKK UGM: Pekerja Informal Perlu Dibantu
Pekerja informal rentan tak memiliki penghasilan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Semakin tingginya angka penderita COVID-19 di sejumlah kota besar, turut mendorong pekerja informal memutuskan untuk mudik lebih awal. Joko Pitoyo, Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM menjelaskan, situasi semacam ini memang tidak dapat dihindarkan, yang mana pekerja informal turut merasa dilematis saat akan memutuskan tinggal ataupun pulang ke kampung halaman.
Baca Juga: Masuk ke Sleman via Jombor, Siap-siap Didata dan Cek Kesehatan!
1. Jika dipaksa tinggal tak memiliki penghasilan
Joko menyebutkan, situasi semacam ini membuat banyak dari pekerja informal yang tidak bisa bekerja untuk sementara waktu maupun kehilangan pekerjaan. Dalam hal tersebut banyak dari mereka tidak memiliki penghasilan jika dipaksa untuk tinggal di kota rantau.
Di sisi lain, pekerja informal juga merasa dilema apabila hendak pulang ke kampung halaman. Yang mana, ketika mereka memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, maka mereka memiliki kemungkinan tidak diterima.
"Kalau pedagang kaki lima, penyedia jasa atau lainnya yang sifatnya informal, mereka tidak bisa hidup dalam kondisi seperti ini. Mau tidak mau mereka pilih kembali ke tanah asal. Meskipun hal tersebut salah, dalam tanda petik mereka diklaim sebagai pembawa penyakit," ungkapnya pada Senin (30/3).
Baca Juga: Pemkot Yogyakarta Larang Warga Pasang Spanduk Lockdown