TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Langkah Pemkab Kulon Progo Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem

Ketua DPRD Kulon Progo minta data kemiskinan diaudit

Ilustrasi warga miskin kota menarik gerobak bersama dua anaknya (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Kulon Progo, IDN Times - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan angka kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mencapai 18,38 persen dengan garis kemiskinan sebesar Rp360.202 pada 2021.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo berupaya menerapkan beberapa langkah pengentasan kemiskinan ekstrem di wilayahnya.

Baca Juga: Produktivitas Pertanian Kulon Progo Melonjak Drastis

1. Trilogi pengentasan kemiskinan ala Pemkab Kulon Progo

Penjabat Bupati Kulon Progo, Tri Saktiyana. (IDN Times/Holy Kartika)

Langkah-langkah yang ia sebut sebagai trilogi pengentasan kemiskinan itu, terdiri dari validasi data kemiskinan, peringanan beban kemiskinan dan pemberdayaan si miskin. 

"Angka kemiskinan ekstrem ini bila masyarakat pendapatan per orang per bulan sekitar Rp358 ribu," terang Penjabat Bupati Kulon Progo, Tri Saktiyana pada Rabu (6/7/2022) dilansir Antara.

Menurutnya, pengentasan kemiskinan ekstrem memerlukan upaya ekstra keras dibandingkan warga miskin di bagian atas.

"Ibaratnya, kemiskinan ekstrem itu keraknya orang miskin yang paling bawah. Kalau mengangkat kemiskinan dari sisi atas, di situ disentuh program sedikit bisa langsung tidak miskin, kalau kemiskinan paling bawah sangat sulit," papar Tri.

2. Fokuskan program di empat kapanewon

Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Tri mengatakan, validasi jumlah warga miskin menggunakan data agregat 18,38 persen dikali jumlah penduduk. Namun, tidak ditemukan data kemiskinan by name by address (berdasarkan nama dan alamat rumah). 

Angka kemiskinan di Kulon Progo yang dirilis BPS sendiri bukanlah dari hasil sensus, melainkan data sampling dari 700 kepala keluarga (KK) yang disurvei. Jumlah KK tersebut untuk menggambarkan populasi 120 ribu KK di wilayah tersebut. 

"Hal ini menjadi masalah kami, bagaimana program pengentasan kemiskinan itu tepat sasaran. Kalau mengandalkan angka dari BPS, kita tidak mengenal mereka," ungkapnya.

Tri melanjutkan, pihaknya akan memfokuskan program pengentasan kemiskinan ekstrem di empat kapanewon, yaitu Pengasih, Samigaluh, Kokap, dan Sentolo pada 2022. Di wilayah tersebut, terdapat 10 kalurahan dengan tingkat kemiskinan ekstrem.

"Nanti akan kami evaluasi apakah program pengentasan kemiskinan tepat sasaran. Dampak program tersebut bisa dilihat dalam satu tahun," tandasnya.

Baca Juga: Program Irigasi Optimalkan Pengembangan Budidaya Petani Kulon Progo

Berita Terkini Lainnya